1.4 Panic

4K 575 62
                                    

Haechan berlari dengan tergesa-gesa dibelakangnya Jeno dan Chenle juga ada, berlari mengikuti nya.

Mereka telah kembali, dan sekarang bergegas menuju kamar Jisung.

Haechan hampir menangis.

'Sial! Sial!" Batin pemuda Tan itu.

Ditangannya terdapat sebuah botol kecil, didalamnya terdapat sebuah cairan berwarna biru terang dan terlihat menyala.

Mengabaikan semua pandangan heran dari orang-orang yang berada disana, Haechan tidak peduli.

Yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana agar ia segera sampai ke kamar Jisung segera!

Hop!

Haechan menghilang begitu saja didepan mata Jeno dan Chenle, membuat kedua pemuda itu kaget dan hampir tersandung.

"Kemana Dia?!" Tanya Jeno kaget.

Chenle menggeleng tidak tahu, "sekarang lebih baik kita segera menemui Jisung, Hyung-nim" kata Chenle.

Jeno mengangguk, ia dan Chenle kembali berlari, jarak mereka saat ini dengan kamar Jisung cukup Jauh.

Mereka mengharapkan bukan hal buruk yang akan mereka lihat nanti

Dilain tempat, Haechan kaget saat dia tiba-tiba saja sudah berada didepan pintu kamar Jisung.

Ada Jaemin disana, sama kagetnya karena Haechan tiba-tiba saja muncul disampingnya.

Dan itu membuat Jaemin hampir saja menebas anak itu.

"Bagaimana bisa ka-"

Tanpa mempedulikan perkataan Jaemin, Haechan langsung mendobrak masuk ke kamar Jisung.

Jaemin spontan menahan tubuh anak itu, "Apa yang kau lakukan?! Kau ingin mati!" Teriak Jaemin.

Haechan memberontak, "Lepaskan, Jisung dala bahaya, aku membawa penawaran kutukannya." Kata Haechan.

"Tidak, kau tidak boleh masuk! Kutukan Jisung tidak stabil, disaat seperti ini dia harus berusaha sendiri. Kalau kau masuk kau akan mati!"

Haechan semakin memberontak, "aku Hyung nya, Jaemin! Tidak peduli apakah aku akan mati setelah ini! Prioritas utama ku adalah Jisung! Jangan menghalangi ku!" Teriak Haechan marah.

Kali ini dia menggunakan sihirnya untuk melepaskan cengkraman Jaemin dan berhasil.

Segera ia masuk kedalam kamar itu, dan berlari ke tempat tidur Jisung.

Jisung terlihat berantakan, barang-barang dikamar nya hancur, tanaman yang ada disana pun mati

Ada beberapa orang disana, tergeletak di atas lantai tak bernyawa. Tampaknya mereka tidak sanggup menahan gelombang kekuatan kutukan Jisung.

Haechan merasakan tubuhnya seperti dicabik-cabik,

Semakin ia mendekati Jisung, semakin kuat rasa sakit yang ia rasakan.

Namun, pemuda Tan itu tidak peduli

Ia memaksa seluruh tubuhnya untuk bergerak mendekati Jisung.

Meraih tubuh adiknya yang terus bergerak gusar tak tentu arah karena rasa sakit yang ia rasakan.

Wajah Jisung pucat pasi bahkan mulai membiru

Darah mengalir dari Hidungnya, dan saat pemuda itu batuk darah hitam akan keluar.

Haechan rasanya ingin menangis, ia tidak sanggup

Haechan meletakkan kepala Jisung di pahanya.

Tangan kirinya menahan tubuh Jisung agar tidak terlalu bergerak, sedangkan tangan kanannya membuka tutup botol.

Puzzle PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang