2.1 Sidang

2.4K 406 43
                                    

Saat kesadarannya telah kembali, Haechan menatap shock tangannya sendiri. Sungguh, ia tidak menyangka menjadi selemah ini. Bagaimana bisa sihir lemah seperti itu bisa membuatnya pingsan?

Haechan menggerutu, "Ck, lemah banget" ungkapnya pada diri sendiri.

"Apa yang terjadi?" tanya Jaemin, pertanyaan Jaemin tadi menyadarkan Haechan akan lingkungannya.

Ah, dia sedang di ruang kesehatan sekarang, dan para saudaranya berkumpul kecuali Mark dan Jisung. Keempat saudaranya menatap tajam kearahnya meminta penjelasan.

"Aku tidak melakukan apapun. mereka yang menyerangku duluan" jawab Haechan membela diri. Tapi bukan tatapan percaya yang ia dapatkan, melainkan tatapan curiga.

Dan itu membuat hati Haechan entah kenapa terasa nyeri.

"haha" Haechan tertawa sarkas, "Mau jujur sampai mulut berbuihpun, kalian tidak akan pernah percaya padaku" lanjutnya.

Haechan yang semula duduk, tidur kembali. Ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. enggan melihat wajah-wajah para sudaranya. ia merasa kecewa.

Haechan sibuk menggerutu dibalik selimut, namun karena rasa lelah yang entah datang darimana menyerangnya, tidak butuh waktu lama untuk Haechan kembali tertidur.

"Kalau dilihat dari kondisinya, Donghyuck hyung-nim pasti berkata jujur" kata Chenle, memecah keheningan diantara mereka.

Jeno menaikkan sebelah alisnya, "Kondisi apa?" tanya pemuda itu.

"Kedua orang itu tidak terluka sedikitpun, sedangkan Donghyuck Hyung-nim terluka di wajah serta tangannya, ditambah lagi mereka menggunakan sihir dan Kondisi Donghyuck hyung-nim saat ini tentu tidak menguntungkan. Aku rasa Donghyuck Hyung-nim adalah korban" jawab Chenle menjelaskan.

Jeno dan Jaemin tampak berpikir, saat ini kasus ini sedang diselidiki oleh Mark dan Jisung, tugas mereka hanyalah menjaga Donghyuck.

"Ck, padahal sudah kubilang jangan sampai terluka terlebih dahulu" Renjun buka suara, pemuda itu dengan kasar menarik selimut yang menutupi tubuh Haechan, berniat untuk memarahi adik nakalnya itu.

Namun, pemandangan yang sedang ia lihat saat ini membuat ia mengurungkan niatnya. Adiknya itu tampak bergerak sesaat akibat tindakan Renjun yang tiba-tiba menarik selimut.

"eugh" lenguh Haechan, pemuda itu bergerak, berusaha mencari posisi nyaman, dan setelah mendapatkannya ia kembali diam tenang, tenggelam kealam mimpi.

Baik Renjun maupun yang lain hanya bisa menghela nafas, akhirnya memilih untuk mencari tempat duduk sembari menunggu kabar dari kedua saudara mereka terkait masalah ini.

"Lukanya cukup dalam, beruntung kau punya seorang kakak yang hebat dalam hal medis," monolog Renjun

Pemuda itu tidak bisa hanya duduk diam, jadinya ia kembali memeriksa luka Haechan dan kembali mengoleskan salep mujarab buatannya.

"Renjun hyung-nim, kapan Donghyuck bisa menggunakan sihirnya?" Tanya Jaemin.

"Hmm? Ah, anak ini boleh menggunakan sihir, sampai inti sihir nya stabil, mungkin sekitar 1 bulan lagi, itupun kalau dia tidak membuat masaah yang akan membuat inti sihirnya semakin lama pulih" jawab Renjun

Pangeran kedua kekaisaran itu menggerakkan tangannya gemas, rasanya ia ingin mencekik adik bodohnya ini.

"Akhir-akhir ini dia jadi sangat ceroboh" ungkap Renjun, yang langsung sahuti persetujuan dari yang lain.

"Aku jadi khawatir, ujian sebentar lagi akan dimulai, jika ia tidak bisa menggunakan sihir sampai masa ujian, kemungkinan ia selamat sangat kecil" tambah Renjun.

Puzzle PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang