2.5 You don't want

2K 340 7
                                    

Donghyuck menatap datar kearah Jeno yang berdiri bersidekap dihadapannya. Pemuda itu sudah seperti itu sejak ia masuk kedalam kamar asrama mereka.

"Kenapa?" tanya Donghyurck dingin.

"Aku ingin bertanya" ungkap Jeno, Donghyuck menaikkan salah satu alisnya.

"Biasanya juga langsung bertanya, bukan?" balas Donghyuck, sejujurnya ia tidak berharap untuk berbicara dengan para saudaranya. ia sudah lelah berusaha 'dulu'.

"Apa yang sedang berbicara denganku Donghyuck? jadi yang sebelumnya itu adalah seseorang bernama Haechan?" tanya Jeno. Pemuda berambut silver itu berusaha mengkonfirmasi informasi yang ia terima.

"Bukankah dari awal kau dan Chenle mengetahuinya? Kau ikut dengannya saat bertemu dengan pak tua itu kan?" Donghyuck menatap jengah kearah Jeno, tanpa peduli pemuda itu segera beranjak menuju kasurnya.

Ia ingin istirahat. tapi tampaknya Jeno belum selesai bertanya.

"Aku tidak mengerti .. " kata Jeno, pemuda memegang tangan Donghyuck mencegah anak itu ke tempat tidurnya.

Donghyuck melepas tangan Jeno dengan kasar, "Tidak perlu dimenegerti, dari dulu juga selalu seperti itu" balas Donghyuck.

Pemuda langsung menghempaskan dirinya kekasur, menghirup kuat aroma Haechan yang membekas disana, ahh .. dia merindukkan anak berisik itu.

'Aku harap dia tidur dengan baik' batin Donghyuck sebelum akhirnya ikut memejamkan matanya dan tenggelam kedalam alam mimpi.

Mengabaikan Jeno yang mematung masih dalam posisinya.

***

Beberapa hari telah berlalu, Donghyuck mengfokuskan dirinya untuk memulihkan sihir agar saat Haechan kembali anak itu tidak perlu bersusah payah lagi.

Ngomong-ngomong soal bajingan yang disebut Jisung sebagai Ayah Haechan itu mengingatkan Donghyuck pada seseorang yang menyebutnya dirinya Kaisar.

Ayah Haechan dan Kaisar buruk itu tidak jauh berbeda. Jika Haechan mendapat tekanan fisik secara berulang maka Donghyuck mendapatkan tekanan psikis.

Dua-duanya tidak jauh berbeda. keduanya sama-sama menderita.

"Hyung, kau tidak ingin makan siang, ini sudah sore?" Dan sudah beberapa hari terakhir ini, oemuda berambut orange yang merupakan adik Donghyuck terus menerus mengganggu latihannya.

Donghyuck selalu mengabaikannya, tidak peduli seberapa banyak anak itu berbicara. Donghyuck menganggapnya sebagai angin ribut dan membiarkannya berlalu.

Tapi kali ini tidak karena ada Jisung disana, anak itu dan jisung cukup dekat. mengingatkan Donghyuck akan dirinya dan Jaemin.

Donghyuck cukup dekat, walau jarang berbicara mereka memiliki koneksi tersendiri, mungkin karena mereka kembar. itu sebabnya dulu mereka sering bertemu diam-diam walau tanpa membicarakan apapun.

"Hyung, bagaimana kabar Haechan hyung?" tanya Jisung, anak itu menyerahkan botol minum pada Donghyuck yang diterima dengan baik.

"Belum ada tanda-tanda bangun, dia masih perlu waktu untuk menata dirinya. tapi akan kupastikan tidak lama" karena itu berbahaya, batin donghyuck melanjutkan.

"Hyung, kau mau menjawab pertanyaan jisung, kenapa denganku tidak? aku juga adikmu" kata Chenle cemburu.

Donghyuck menatap dingin kepada Chenle, "Sejak kapan kau menganggapku kakakmu? bukankah kau sama saja dengan yang lain?" tanya Donghyuck kesal

Chenle yang mendapat pertanyaan itu merasa kesal, "kita bahkan tidak pernah bertemu sejak aku lahir hyung, aku hanya mendengar bahwa aku punya satu lagi seorang kakak yang tidak bisa ditemui karena ia berbahaya. aku hanya anak kecil pada saat itu hyung, aku bisa apa? umurku sama dengan Jisung, tapi kenapa kau hanya peduli dengan jisung?" balas Chenle kesal.

Donghyuck mengalihkan tatapannya, "bahkan jika bukan karena Haechan, saat kau beranjak dewasa kau tetap tidak akan peduli dengan keberadaanku" balas Donghyuck

Kesal karena ucapan sang kakak, chenle dengan berani menarik kerah baju pemuda yang lebih tua itu, "ITU KARENA KAU TIDAK PERNAH MEMBERI KESEMPATAN! KAU TERLALU TENGGELAM AKAN KESALAHAN KAKAK KAKAK YANG LAIN SAMPAI TIDAK MEMBERIKAN KU KESEMPATAN UNTUK MERAIH TANGAN MU" teriak Chenle kesal

"KAU PIKIR SAAT AKU MELIHATMU TERTUSUK PEDANG SAAT 'ITU' AKU SENANG HAH!? RASANYA MAU GILA HYUNG! DAN KETIKA SEMUA DIMULAI DARI AWAL KAU LAGI LAGI MELAKUKAN HAL BODOH DAN HAMPIR MATI!" teriakCheble lagi sembari menangis.

"AKU BERUSAHA HYUNG! AKU SUDAH BERUSAHA! TAPI KAU TIDAK PERNAH MAU MEMBERIKANKU KESEMPATAN!"

"ka..u tidak mau" cicit Chenle menangis.

Dilain sisi donghyuck bergeming, sibuk mencerna tiap kata yang baru saja seseorang didepan nya bicarakan.

"Kau ... ingat ?" Tanya Donghyuck akhirnya.

Chenle yang masih menangis mengangguk, "aku ingat" jawab Chenle menunduk.

Mungkin karena terlalu terkejut, Donghyuck sampai sedikit terhuyung kebelakang. sedangkan jisung memilih diam mengamati tidak ingin sembarangan mengintrupsi.

Tapi keterkejutan itu tidak berlangsung lama, Donghyuck tetap diam menatap Chenle yang masih menunduk.

Pemuda itu berpikir keras menginat saat-saat dulu, memang benar ia dan chenle tidak dekat, mereka hampir tidak pernah bertemu kecuali dimomen dimana Donghyuck harus hadir dan malam itu.

Donghyuck tidak ingat akan 'usaha' yang dimaksud oleh pemuda didepannya.

"Aku tidak merasa kau pernah berusaha" pukas Donghyuck akhirnya.

Chenle langsung mengangkat kepalanya, tanpa aba-aba anak itu kembali menarik kerah baju Donghyuck dengan kali ini memberikan pukulan keras di wajah pemuda itu.

"MALAM ITU! SAAT KAU BERTERIAK MARAH DIDEPAN MAKAM IBUMU! ANAK KECIL YANG MEMBERIKAN SAPU TANGANNYA PADAMU ADALAH AKU! MALAM ITU! SAAT AYAH MENCACI MAKI DIRIMU DIDEPAN UMUM, ANAK KECIL YANG SELALU DUDUK DISAMPINGMU DAN KAU USIR ITU ADALAH AKU! MALAM ITU! SAAT KAU MENGAMBIL KEPUTUSAN UNTUK BERADA DISISI YANG SALAH ANAK KECIL YANG MELARANGMU DAN BERUSAHA MENGATAKAN BAHWA AKU SAYANG PADAMU TAPI AKHIRNYA KAU PUKUL ITU! ANAK ITU ADALAH AKU!

KUE COKLAT! BUNGA! CANGKIR TEH! SAPU TANGAN YANG KAU BAKAR ITU ADALAH PEMBERIAN DARIKU!

AKU ANAK KECIL YANG BERUSAHA MENDEKATI MU! ANAK KECIL YANG SETIAP KITA BERTEMU KAU SEBUT HANTU KARENA KAU BILANG KULIT KU TERLALU PUTIH UNTUK UKURAN SEORANG MANUSIA! AKU ANAK KECIL YANG KALA ITU TERPAKSA IKUT SERTA MEMBUNUHMU KARENA KAU SENDIRI YANG MEMINTANYA!" Teriak Chenle murka.

Nafas pemuda itu memberat pemuda itu terduduk, Air mata habis membasahi wajah chenle, chenle menangis sejadi-sejadinya.

Sedangkan Donghyuck, pemuda itu kembali kaget.

Perkataan chenle membuat ia menggali memori lama yang tampaknya ia lupa kan. Hantu! Panggilan itu tidak asing baginya.

Mungkinkah anak kecil berkulit putih yang selalu tiba-tiba muncul disampingnya adalah chenle?

Benarkah?

Langsung ke chapter berikutnya ya^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langsung ke chapter berikutnya ya^^

- Kyuu -


Puzzle PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang