Baik Donghyuck dan Jisung, keduanya diam membisu. Donghyuck memutuskan untuk ikut bersama Jisung menemui Chenle di tenggara.
Tentang sosok yang dimaksud Jisung, Donghyuck tidak bisa melihatnya. Tapi menurut perkataan dari si bungsu, sosok itu sudah ada sejak ia membuka mata di dunia ini.
Donghyuck pusing, terlalu banyak perubahan serta fakta baru pada masa ini. Orang orang yang tidak pernah bersinggungan dengannya tiba-tiba menunjukkan diri, kemudian ada sosok tak kasat mata yang turut mengekori Jisung.
Terlalu banyak perubahan.
Saat Donghyuck bertanya bagaimana sosoknya, Jisung bilang, ia tidak bisa melihat wajah nya karena sosok itu menggunakan tudung hitam yang menutupi seluruh tubuhnya. Sosok itu juga tidak pernah bersua, hanya diam membisu mengekori Jisung kemanapun anak itu pergi.
"Hyungnim, tampaknya hari akan segera gelap, bukankah sebaiknya kita mencari tempat untuk bermalam?" Tanya Jisung memecah keheningan.
Donghyuck melihat sekitar, "tidak, kita harus terus bergerak. Lebih berbahaya berdiam diri disatu tempat terlalu lama" pukas pemuda itu.
Jisung mengangguk paham, menolak pun percuma karena Donghyuck tampak lebih paham terhadap medan ujian daripada dirinya yang hanya memiliki gambaran berlandaskan buku.
Cukup lama mereka berjalan, bahkan hingga gelap menguasai, keduanya tak kunjung berhenti.
Gelap bukan halangan untuk mereka berhenti bergerak. Donghyuck berkata, malam merupakan masa dimana hewan serta tanaman yang menakutkan lebih leluasa menyerang.
Ingat, hutan ini berbeda.
Itulah alasan mengapa populasi peserta menurun drastis pada hari kedua. Mereka terlalu menganggap remeh ujian bertahan hidup ini sehingga nyawa mereka hilang dengan sia sia.
Wawasan serta pengalaman yang kurang juga menjadi faktor tambahan lainnya.
Walau memang cukup sulit untuk mencari informasi terkait hutan ini.
"Lebih baik kita beristirahat di pagi hari, justru saat pagi adalah waktu yang tepat untuk mengambil istirahat. Kita hanya perlu berganti jaga," pukas Donghyuck.
Ujian ini tidak memiliki misi apapun, selain bertahan hidup. Jadi, Donghyuck tidak terlalu khawatir.
Lagi pula kekuatan milik dirinya dan jisung sangat berguna disaat seperti ini.
"Kita sebentar lagi akan tiba di tenggara, tapi sebelum itu kita mungkin akan menemui sedikit kesulitan" setelah mengatakan itu, Donghyuck mengeluarkan sesuatu dari tangannya.
Gumpalan asap berwarna hitam dengan sinar ungu muncul diatas tangan Donghyuck, kemudian kumpulan asap itu menyebar setelah ditiup olehnya.
Jisung sempat menatap takjub asap itu, namun tatapan takjubnya berganti menjadi tatapan bingung kala sisa asap itu mendekati dirinya kemudian berubah menjadi sebuah pin berbentuk lambang matahari namun berwarna hitam dengan sinar ungu disekelilingnya
"Aku percaya pada kekuatanmu, tapi untuk berjaga-jaga jika sesuatu terjadi, itu bisa membantu" ungkap Haechan tanpa perlu ditanya.
Jisung mengangguk paham, ia yakin sisa asap lainnya pergi menuju ke tempat saudara mereka berada.
Keduanya kembali berjalan tanpa suara, bagi Jisung sebenarnya ini terasa canggung.
Kakaknya yang asli memiliki kepribadian yang berisik dan senang akan hal baru, jika saat ini jiwa yang didepannya adalah kakaknya maka Jisung yakin tidak akan ada keheningan diantara mereka hingga sang biar suara tertidur atau kehabisan kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Pieces
Fanfiction[Fanfiction + Fantasy] Ketika membuka mata Haechan terperangkap didalam tubuh seseorang yang mirip dengannya, yang bernama Donghyuck. Seorang Pangeran Keempat sebuah Kekaisaran yang ditakdirkan mati akibat kejahatan yang dilakukan olehnya. Bagaimana...