Setelah sidang berakhir, Haechan menarik diri dari para saudaranya.
Pemuda Tan itu masih kesal dengan mereka, dan Haechan tidak peduli mau mereka berusaha sekeras apapun untuk membuat dia tidak kesal, Haechan akan tetap mengabaikan nya sampai ia merasa puas.
Contohnya sekarang, Haechan yang hari ini memiliki kelas sihir mau tida mau harus bertemu dengan para saudaranya yang lain.
Jisung menepuk bangku kosong disampingnya, bermaksud untuk meminta Haechan untuk duduk disana.
Tapi pemuda itu justru melenggang pergi menuju kursi belakang yang untungnya masih kosong.
Jisung melengos, tidak menyangka kakaknya akan sekesal itu pada dia dan saudaranya yang lain.
Putra bungsu kekaisaran itu menunduk sedih, ia merasa bersalah karena sempat mencurigai kakaknya.
Jisung tidak bermaksud seperti itu, hanya saja kakaknya itu memang sering terlibat masalah entah itu didunia sebelumnya maupun Sekarang.
Dan biasanya yang menjadi pemicu awal adalah sang kakak.
"Biarkan saja dia, hyung-nim membutuhkan ruang untuk dirinya sendiri" ucap Chenle sembari mengelus lembut pundak adiknya.
Jisung mengangguk, sesaat ia nenoleh kebelakang untuk melihat Haechan kemudian ia kembali fokus pada guru yang baru saja datang dan akan memulai pembelajaran.
***
Haechan menatap sengit pada sosok yang tiba-tiba berdiri dihadapannya.
Dia sedang tidak dalam mood meladeni orang, dan orang didepannya ini hanya diam menghalangi jalannya dan hanya memperhatikan Haechan.
Haechan risih.
Sosok didepannya ini memiliki tubuh yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari jisung, adiknya. Wajahnya, terkesan dari wilayah asing, mungkin dia bukan pribumi.
Dilihat dari lencana disaku kanannya, Haechan yakin dia bukanlah orang sembarangan.
"Anda ingin mengatakan sesuatu?" Tanya Haechan akhirnya, jika ia turut ikut diam, maka sosok didepannya mungkin tidak akan berucap atau meninggalkan dirinya begitu saja.
Sosok itu langsung menatap Haechan dengan tatapan tajam, Haechan dapat merasakan perasaan tertekan khas seorang mangsa buruan yang telah ditargetkan pemburu.
Kekuatan orang didepannya bukan lah sesuatu yang bisa ia tangani.
"Lee Donghyuck, benar?" Bukannya menjawab pertanyaan Haechan, sosok itu malah berbalik bertanya.
Haechan menatap tidak mengerti, tapi pada akhirnya pemuda Tan itu mengangguk meng-iyakan.
Sosok tinggi didepannya mengangguk, "Okeh" katanya kemudian pergi begitu saja, mengabaikan tatapan tidak bersahabat dari Haechan.
"OKEHH? HANYA OKEH?" Teriak Haechan kesal, ia berbalik hendak menyumpah serapah kan sosok tersebut, namun nihil.
Sosok itu telah menghilang diantara keramaian para murid yang berlalu lalang.
Haechan menggenggam erat tangannya, ia benar-benar merasa kesal saat ini.
Belum hilang rasa kesal pada saudara Donghyuck, sekarang ia menemukan sumber kekesalan yang baru.
'Kau tidak terlihat baik' sebuah suara yang tiba-tiba menggema dikepala Haechan membuat kemarahan yang dirasakan pemuda itu sirna begitu saja.
Haechan tersenyum lebar, dan segera melangkahkan kakinya menuju kamar.
"Kau kembali, apa retakannya sudah menghilang?" Tanya Haechan
Yap, sosok yang berbicara dikepala Haechan adalah Donghyuck.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Pieces
Fanfic[Fanfiction + Fantasy] Ketika membuka mata Haechan terperangkap didalam tubuh seseorang yang mirip dengannya, yang bernama Donghyuck. Seorang Pangeran Keempat sebuah Kekaisaran yang ditakdirkan mati akibat kejahatan yang dilakukan olehnya. Bagaimana...