1.1 Warmth

4.4K 562 106
                                    

Selama Haechan terbaring di Ranjang kamarnya, Renjun cukup banyak membantu walau Haechan seringkali dibuat emosi lantaran ucapan kakak Donghyuck satu ini sangat sangat tidak menyenangkan.

Haechan perlu waktu yang cukup lama kali ini untuk pulih, Renjun bilang itu karena pada dasarnya kutukan Jisung sangat Kuat, Haechan cukup beruntung tidak ada satupun dari organ tubuhnya rusak, karena sebelumnya sudah banyak pelayan bahkan penyihir yang harus kehilangan beberapa indra bahkan nyawanya.

Selama Haechan sakit, Mark datang mengunjunginya, Hyung tertuanya itu cukup kaget saat pertama kali mengunjungi Haechan,

Pemuda itu di suguhkan tontonan yang mana Renjun sedang memaksa Haechan untuk meminum obatnya, dibantu dengan Hansol yang menahan lengan Haechan.

Sontak Pemuda tampan itu tersenyum lebar, dia dengan cermat merekam momen langka sekaligus berharga tersebut.

"Wleeeeee!!! RENJUN! KENAPA OBAT BUATANMU TIDAK ENAK SEMUA SIH!! AUGHH LIDAHKU! HANSOL GULA BATU BERIKAN AKU GULA BATU!" Haechan berseru marah sedangkan Renjun langsung berkacak pinggang.

Lalu Hansol, Pria yang hampir memasuki kepala tiga itu hanya bisa tersenyum tertekan, dia sudah mulai terbiasa dengan semua kebisingan ini.

"YANG NAMANYA OBAT PASTI PAHIT BODOH! TOLONG OTAKNYA DI PAKAI" Balas Renjun kesal.

Mark didepan pintu kamar Haechan sudah tertawa bengek bahkan tampaknya Pemuda itu lupa cara berdiri saking lucunya melihat pertengkaran kedua adiknya.

"Hyung-nim! sejak kapan anda disitu?" Tanya Renjun sedikit menunduk hormat pada Mark, Membuat Haechan melirik sinis dirinya.

Mark masih asik tertawa, sebelum akhirnya ia berhasil mengontrol dirinya.

"Aku ingin mengunjungi Donghyuck, bagaimana keadaannya Renjun?" Tanya Mark sembari berjalan mendekati kearah kedua Pemuda tersebut ia tampak menyeka air mata yang keluar akibat tingkah adik-adiknya.

"Kondisi Donghyuck sudah mulai stabil tapi dia belum bisa melakukan aktifitas sampai sembuh total." Jawab Renjun.

Haechan terkesiap sekejap karena aura Renjun mendadak berubah saat Pemuda itu berbicara dengan Mark, Haechan merasa aneh sekaligus merinding.

"Syukurlah, Bagaimana perasaanmu saat ini, Hyuck?" Tanya Mark.

Haechan tersenyum tipis, "sudah membaik, hyung" jawab Pemuda tan tersebut, Mark mengangguk. Pemuda itu mengusak pelan rambut Haechan.

"Bagus, Yang lain akan segera kemari untuk menjengukmu" Kata Mark membuat Mata Haechan melotot heran.

"ma--" belum selesai Haechan ingin bertanya suara teriakan cempreng memanggil Renjun menggelegar.

"RENJUN GEGE!!" Dari Pintu masuk, muncul seorang Pemuda berambut orange terang degan kulit putih bak boneka porselen berlari masuk dan langsung memeluk Renjun.

"Astaga Chenle-ya..." Beruntung Renjun dengan badan mungilnya sigap berhasil menangkap badan bongsor salah satu adik bungsunya.

"Bagaimana kalau aku tidak berhasil menangkapmu? itu berbahaya, mengerti?" omel Renjun.

Dibelakang Pemuda berambut orange terang itu, ada Jaemin dan Jeno yang berjalan masuk dengan wajah datar mereka.

Haechan melirik sinis melihat sosok Jeno, diantara semua saudara Donghyuck, Haechan paling kesal dengannya.

Melihat wajahnya saja sudah membuat Haechan ingin memukul wajah sok tampan itu.

Awalnya suasana dikamar itu tampak canggung, Namun tidak lama setelah itu, keributan yang dibuat Haechan dan Renjun berhasil menghancurkan kecanggungan yang terjadi.

Puzzle PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang