1.9 After the tragedy

3.3K 438 38
                                    

Ingat saat haechan berhasil menyelamatkan nyawa Jisung, yang berakhir merenggut kesadaran anak itu.

Perlu kalian ketahui, bahwa Haechan sebenarnya sangat beruntung. Sudah sewajarnya anak itu mati setelah memberikan hampir seluruh kekuatan miliknya untuk menyelamatkan Jisung.

dalam tidur panjang yang terjadi padanya, Haechan tidak hanya berdiam diri. Anak itu diperlihatkan beberap memory masalalu donghyuck sebelum kehidupan kedua terjadi.

Haechan melihat bagaimana Donghyuck yang terkadang memandang saudara-saudaranya dari jauh, atau menolong mereka tanpa sepengetahuan yang lain.

Donghyuck tidak jahat, takdir serta perilaku orang-orang sekitarnya yang membuatnya menjadi hilang arah dan membuat kesalahan fatal.

Haechan terkadang sedih jika mengingat bagaimana penderitaan yang dialami oleh Donghyuck, andai saja Donghyuck adalah saudaranya, ia pasti tidak akan memperlakukannya seperti yang orang-orang lakukan.

selama itu yang ia lihat adalah kenangan-kenangan donghyuck, memang sebagian besar adalah kenangan buruk, tapi tidak semuany.

ada beberapa kenangan baik, seperti saat Jaemin yang datang untuk merayakan ulang tahun bersama, atau saat Mark memberikan sebuah selimut tebal saat tahu musim dingin akan tiba.

Mereka berdua tidak dapat melakukannya secara terang-terangan karena larangan dari Raja, bahkan saat Donghyuck dan Jaemin bertemu untuk sekedar menyapa atau duduk berdua dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Donghyuck dan Jaemin tidak bisa terpisah terlalu lama, keduanya akan merasa gusar jika tidak melihat satu sama lain, itulah kenapa walau tidak saling berbicara mereka akan tetap bertemu.

Ditengah putaran memori itu, sebuah cahaya tiba-tiba muncul membuat haechan terkejut.

Sebuah jalan terlihat, jalanan tersebut tampak tak berujung membuat Haechan yang melihatnya menjadi bingung. haruskah ia pergi atau tidak.

Tapi karena hatinya menyuruh untuk pergi akhirnya Haechan melangkah berjalan mengikuti kemanakah jalan itu akan membawanya.

Lama Haechan berjalan hingga akhirnya ia samar-samar melihat sebuah hutan yang sedikit tertutup oleh kabut.

Tanpa rasa takut Haechan melanjutkan langkahnya hingga akhirnya ia tiba didepan sebuah gerbang tua yang menjadi pintu masuk hutan.

terdapat dua sosok yang berdiri disisi kanan dan kiri gerbang tersebut, tubuh mereka tinggi mungkin sekitar 3-4 meter, wajah mereka hitam dengan mata semerah darah yang terlihat mengerikan apabila dilihat lama, gigi mereka terlihat besar dan runcing seakan bica mencabik daging sekeras apapun.

Tapi anehnya, Haechan tidak takut. Ia melangkah maju hendak memasuki hutan, tapi terhalang oleh tombak yang tiba-tiba muncul dan hampir menusuk lehernya.

"Mi a célja? (Apa tujuanmu?)"

Haechan tidak menjawab, lebih tepatnya ia bingung.

Ia yakin bahwa dua sosok aneh didepannya ini menggunakan bahasa asing, dan ajaibnya ia mengerti.

"szeretnék találkozni valakivel. (Aku ingin bertemu dengan seseorang)" Haechan tanpa sadar menjawab dengan bahasa mereka.

Anak itu syok sesaat, namun segera sadar.

Kedua makhluk itu diam, hingga akhirnya tombak itu mereka singkirkan dari leher Haechan.

"Üdvözöljük a marániai erdőben. (Selamat datang di hutan Marania)" begitu kata mereka.

Sudah? Begitu saja?

Wah aneh sekali, batin Haechan sembari berjalan masuk.

Haechan ingat, ini adalah hutan tempat Donghyuck berada, itu kata Jungwoon penyihir yang pernah ia temui. Apakah Penyihir itu yang membawanya kemari?

Puzzle PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang