Sosok Donghyuck itu terkenal, selain tentang kekuatannya yang dikatakan bisa membawa petaka, tindakan penyelamatan yang ia lakukan pada pangeran bungsu kerajaannya juga telah banyak diketahui orang.
Hal ini membuat banyak orang berasumsi serta bertanya-tanya, apakah keberadaan Donghyuck ini adalah sesuatu yang baik atau justru sebaliknya.
Mereka juga mendengar bahwa Donghyuck ini memiliki sifat yang buruk, tapi melihat anak itu begitu tenang sejak acara penerimaan hingga dikelas, mereka menjadi bingung.
Sebenarnya berita itu datang darimana?
Kabar bahwa hubungan persaudara Donghyuck dan saudaranya yang buruk juga patut dipertanyakan, selama seminggu sejak hari penerimaan, murid-murid disana bahkan tidak pernah melihat perkelahian serius diantara mereka, yang terlihat hanyalah sebuah hubungan persaudaraan yang normal.
Tampaknya rumor aneh itu hanyalah bualan orang-orang yang membenci ketujuh bersaudara itu khususnya anak keempat, Donghyuck.
Tapi sepertinya, sosok yang dibicarakan tampak tidak ambil pusing, anak itu lebih memilih memfokuskan dirinya dalam mempersiapkan kemampuannya untuk ujian yang akan datang.
Haechan dengar, ujian pertama merupakan salah satu ujian brutal yang selalu memakan korban. Anehnya kenapa tidak ada pihak keluarga yang marah jika putra-putrinya menjadi korban?
"Jeno, kenapa orangtua yang putra putrinya meninggal karena ujian tidak marah dan melaporkan akademi?" tanya haechan disela latihan berpedang mereka.
Mendengar panggilan namanya tanpa embel-embel hyung membuat Jeno langsung menatap tajam pada Haechan yang bahkan tidak sadar akan tatapan tersebut.
Tanpa aba-aba Jeno menyerang Haechan yang fokus dengan ayunan pedangnya, beruntung anak itu siap siaga sesuai yang ia ajarkan.
"Yak!" pekik Haechan kaget akan serangan tiba-tiba tersebut.
"Jika anak-anak mereka mati, itu membuktikan bahwa anak mereka lemah" jawab Jeno dengan wajah flatnya. Haechan memandang malas kakak ketiga Donghyuck, dalam hati menyumpahi pemuda itu.
Bibir Jeno sedikit terangkat melihat ekspresi menggerutu Haechan. Hanya sedikit dan segera kembali lurus dengan cepat.
Haechan berjalan menjauhi Jeno kemudian kembali sibuk menggerak gerakan tangannya untuk membelah angin.
"Besok akan ada kelas pedang, Mark hyung-nim mungkin akan datang kali ini" kata Jeno
"Mark hyung? Hemmm apa akan ada duel?" tanya haechan
"Tidak perlu dipertanyakan lagi" jawab Jeno
Haechan mengangguk, walau masih agak kesal dengan Jeno, pemuda itu masih meminta tolong pada yang lebih tua untung mengajarinya akan banyak hal.
Jeno sudah seperti guru pribadi Haechan, mulai dari tata Krama hingga ilmu pedang dan sihir, bahkan Jeno lebih terlihat seperti kakak kembar Haechan karena pemuda itu selalu ada dimanapun Haechan berada.
"Kau cepat belajar, setidaknya untuk ujian nanti aku cukup yakin kau bisa selamat" ucap Jeno dengan senyum remeh tercetak di wajahnya.
Lagi, Haechan kembali kesal dengan kakak ketiga Donghyuck ini.
Dengan perasaan kesal itu, pemuda itu pamit undur diri karena kebetulan memiliki janji dengan Renjun.
***
Haechan lagi-lagi merasa kesal, kali ini bukan karena Jeno tapi karena dua manusia tidak dikenal yang kini ada dihadapannya.
"Jadi ini anak kotor kekaisaran, menjijikan" kata salah satunya dengan wajah yang terkesan jijik melihat Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Pieces
Fanfiction[Fanfiction + Fantasy] Ketika membuka mata Haechan terperangkap didalam tubuh seseorang yang mirip dengannya, yang bernama Donghyuck. Seorang Pangeran Keempat sebuah Kekaisaran yang ditakdirkan mati akibat kejahatan yang dilakukan olehnya. Bagaimana...