02. Not a Dream!

4.5K 572 25
                                    

Satu bulan telah berlalu.

Selama itu pula Haechan tidak keluar kamar membuat rumor aneh tentangnya semakin banyak.

Bukan hal biasa lagi apabila Lee Donghyuck menjadi buah bibir kekaisaran.

Pangeran dengan julukan Es itu sudah mendapat banyak julukan jelek karena tingkah laku nya.

Sejak kecil Donghyuck adalah sosok dingin tak tersentuh.

Di setiap langkah kakinya, remaja itu selalu mengangkat dagu serta membusungkan dada tak lupa tatapan dingin yang membuat siapapun segan padanya.

Ah, di kekaisaran ini terdapat 7 pangeran salah satunya Donghyuck.

Setiap pangeran memiliki istananya masing-masing.

Istana yang ditempati Donghyuck berada di sebelah barat bersama dengan istana pangeran pertama, kedua dan ketiga.

Untuk istana pangeran kelima, keenam dan ketujuh mereka berada di sebelah timur.

Istana Rajaa, Ratu dan Haremnya berada di Utara.

Sedikit informasi, biarpun terdapat pangeran tertua, bukan berarti dia lah pewaris tahta.

Ketujuh pangeran memiliki hak untuk merebut tahta tersebut, yang mana Raja serta perwakilan fraksi bangsawan serta kaisar yang akan memilih siapa yang paling cocok untuk melanjutkan tahta kerajaan.

"Donghyuck" panggil Haechan sembari berbaring telungkup di atas kasur mewah miliknya.

'Emm..' Donghyuck tidak menunjukkan wujudnya, ia hanya menjawab melalui telepati yang hanya mereka saja yang bisa melakukannya.

"Aku bosaaaaannn" Haechan merengek, ia benar-benar bosan.

Mendekam di kamar mewah ini tak membuatnya merasa senang. Kamar Donghyuck benar-benar kaku

Tidak ada yang bisa ia kerjakan untuk mengurangi rasa bosannya disini.

'kalau mau keluar, keluar saja' sahut Donghyuck.

"Boleh?" Tanya Haechan dengan segera men-dudukan dirinya.

'kapan aku menyuruhmu mengurung diri dikamar ini?'

"Yah, kan aku khawatir kalau ada yang tau kalau aku bukanlah dirimu" jawab Haechan.

Donghyuck didalam sana berdecak, Haechan selalu saja menjawab dan tidak ingin kalah berdebat.

'keluar saja, aku akan menuntun mu' kata Donghyuck.

"Kau serius?!" Tanya Haechan dengan ceria, Donghyuck hanya ber-dehem membenarkan.

Dengan tidak sabaran Haechan memanggil pelayan untuk menyiapkan pakaiannya.

Yah, selama satu bulan ini Haechan benar-benar merasa seperti di manjakan.

Pakaian sudah disiapkan, peralatan mandi, makan, apapun yang ia minta ia akan segera mendapatkannya.

Dan disinilah ia sekarang, di lorong istana miliknya.

'hei Donghyuck, apa kau tau taman ada dimana? Aku ingin kesana'

'lurus saja, nanti ada sebuah air mancur kecil, itu salah satu taman yang berada di dekat sini' jawab Donghyuck

Haechan mengangguk paham, dengan langkah tegas pemuda itu melangkah menuju taman, ia sendirian.

Awalnya kepala pelayan, Hansol menyuruhnya untuk membawa salah satu pengawal, namun Haechan menolaknya.

Dan tidak terlalu lama berjalan, akhirnya ia tiba di sebuah taman bunga mawar.

Haechan berdecak kagum, dengan senyum merekah ia berjalan sambil sesekali bersenandung kecil.

"Ohh?? Aku baru pertama kalinya melihat mawar hitam, Daebak!"

Setelah berkeliling cukup lama dan merasa lelah, akhirnya pemuda Tan itu mengistirahatkan dirinya dibawah  salah satu pohon.

"Wahhh, udara disini segar sekali."

Haechan memejamkan matanya, menikmati semilir angin di bawah rindangnya pohon.

"Pangeran Keempat?" Seruan seseorang mengagetkan Haechan.

Segera pemuda Tan itu membuka mata, untuk melihat siapa gerangan yang memanggil nya.

Begitu membuka mata, Haechan terpukau sesaat.

Kulit seputih susu, rahang yang tegas, mata sipit, serta rambut silver yang menawan.

Tak lupa pakaian khas Pangeran yang ia kenakan.

'Dia pangeran ketiga, Lee Jeno' itu suara Donghyuck yang menggangu aksi -mari mengagumi pahatan Tuhan-

"Ah, Hyung!" Sosok itu mengernyit, Donghyuck tidak pernah memanggilnya dengan sebutan seperti itu.

"Permainan apa yang sedang kau lakukan, Pangeran?" Tanya Jeno menatap curiga Haechan.

Ditanya dengan pertanyaan tak terduga membuat Haechan membatu sesaat, sebelum akhirnya ia ber-dehem pelan untuk menghilangkan rasa gugupnya.

"Tidak ada, hanya iseng" jawab Haechan asal.

Jeno menatap dingin Haechan.

Donghyuck adalah satu-satunya saudara yang tidak dekat dengan pangeran lainnya.

Sekalipun ada yang mencoba mendekatinya, Donghyuck akan mengabaikannya atau bahkan mengusirnya.

"Bukankah lebih baik kau mengurung diri mu di istana mu saja, keberadaan mu disini merusak suasana." Kata Jeno

"Ucapan mu kasar sekali, pangeran. Aku hanya ingin jalan-jalan sebentar" jawab Haechan dengan tenang bangun dari duduknya.

Mata beruangnya menatap langsung pada netra coklat milik Jeno dan dengan senyuman tipisnya ia menunduk sedikit bermaksud pamit meninggalkan Jeno yang menatap curiga padanya.

Mata beruangnya menatap langsung pada netra coklat milik Jeno dan dengan senyuman tipisnya ia menunduk sedikit bermaksud pamit meninggalkan Jeno yang menatap curiga padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ba! Gimana gimana... Setelah sekian lama ditinggalkan akhirnya cerita ini mendapatkan chapter ke dua.. ehehehe..

Fyi, Akhir-akhir ini Kyu lagi buntu ide, sama Kyu juga sering sakit kepala, bruhh...

Btw, mood Kyu lagi bagus nih makanya up, gara-gara habis lihat Mark Award, ucul banget heran deh><

Oh seperti biasa, jangan lupa cuci tangan dan jaga kesehatan kalian ya..

See you in next chapter...

- Kyu -

Puzzle PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang