.
.
Hari ke-99
🍂
One day, this sadness will wind us together.
.
.
.
.
disclaimer;
this is a fanfiction, everything set in this story is to support the plot, characters, and conflict.
any event that occurs in this story has no relation to the real persons or places mentioned.
pls, be wise 💞
happy reading
Jungkook remuk. Hancur oleh depresinya sendiri. Termakan oleh kerinduannya pada sang tambatan hatinya.
Berkali-kali mencoba untuk bangkit, dengan Seokjin yang menemani disisinya, melawan segala remuk dihatinya, mencoba menyembuhkan luka dengan satu tujuan, membawa Taeby kembali kepelukannya.
Namun, semuanya tidak semudah apa yang dirinya pikirkan. Bahkan tak semudah yang Seokjin katakan.
Bahkan berulang kali Seokjin harus berlari, tertatih mengejar bangsal dengan Jungkook yang terbaring diatasnya. Dengan luka barunya.
Dan berulang kali Jungkook merutuki dirinya yang tidak sanggup menolong dirinya sendiri. Merutuki kebodohannya dengan membuat orang disekelilingnya menjadi susah.
Berat badannya berkurang drastis. Kedua pipinya menirus dengan garis rahang yang menajam. Bahkan rambut halus mulai bermunculan dan tidak terawat di sekitaran wajahnya.
Ini adalah kali kesekian Jungkook terbangun di kamar rumah sakit. Dan kali ini ia hanya seorang diri.
Entah bagaimana semesta mempermainkannya, segala macama hal gila yang pernah dilakukannya tak juga membuatnya pergi dari dunia ini.
Apakah begini cara semesta menghukumnya?
Jungkook menilik kehidupannya selama beberapa tahun kebelakang.
Memproyeksikan berbagai macam kenangan yang ada dalam satu kotak dari memori kepalanya dan melihat betapa bahagianya dirinya disaat waktunya dihabiskan bersama Kim Taehyung, Taeby sang kekasih hati.
Mereka bahagia hanya dengan hal-hal kecil terjadi, sampai mereka menangi bersama dengan berbagai pencapain besar yang mereka raih dalam kehidupan mereka.
Mereka tidak perlu menjadi pribadi sempurna, tapi saat mereka bersama semua terasa sempurna. Karena yang terbaik adalah saat mereka manjadi diri mereka sendiri dan bersama saling tersenyum membagi kebahagiaan dan mencari solusi untuk kesusahan yang ada, bersama.
Membagi apa yang ada pada diri mereka satu sama lain.
Mereka bukan lagi dua anak remaja tanggung, lalu mengapa sulit begi mereka untuk saling mengaku dan berbicara?
Tentu mereka juga bukan dua orang mahasiswa yang memiliki perasaan labil, tapi mengapa masih merasa tidak puas dengan saling memiliki satu sama lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days After Breakup | #KookV
RandomTentang Jungkook yang minta putus dari Taehyung. kaya biasa : Top! JK Bot! Tae End : ../../....