Chp 18

2.3K 222 8
                                    

.
.
.
Hari ke-47
🍂
.
.
.

Semua sudah kembali ke porosnya. Kafe berjalan dengan lancar, si pengkhianat itu akhirnya di mutasi ke kafe yang baru buka oleh Seokjin. Ya benar. Seokjin itu terlalu baik untuk memutuskan tali rejeki seseorang. Jadi tak usah heran.

Setidaknya orang itu harus mulai lagi dari nol karna kafe baru buka itu terkadang tidak ada pengunjung yang datang. Jadi sama saja seperti tidak bekerja.

Jungkook juga kembali memperbaiki bahan tesis yang dibuatnya.

Meski kegagalannya bukan karena isi tesis yang kurang, tapi tak salahkan kalau memperbaiki beberapa kalimat atau data disana.

Baik-baik saja itulah yang terlihat.

Sampai akhirnya Seokjin menyadari bahwa tidak semua baik-baik saja.

Beberapa kali Seokjin melihat Jungkook mengepalkan jari saat ia tak sengaja memegang tangan, pergelangan dalam tangan, Jungkook.


Pernah juga saat Jungkook tidak memakai kemeja lengan panjang, Seokjin melihat banyak garis disana. Tapi cepat-cepat Jungkook memakai jaketnya, seolah tak ingin Seokjin melihatnya.

Atau dilain hari Seokjin melihat darah merembes keluar dari kemeja Jungkook.

Semua berhasil Jungkook tutupi, sampai saat Seokjin mengunjungi flat Jungkook dan mendapati Jungkook sedang meng-cutting dirinya.

Seokjin melihat semuanya. Luka lama yang ada disana, ditimpa dengan luka baru.

Jungkook bahkan tidak menyayatnya dengan dalam. Sengaja agar lebih sakit.


Awalnya kehadiran Seokjin tidak Jungkook sadari sampai tangisan hyungnya itu terdengar.




Jungkook berlari hendak menutup pintu kamarnya, namun sayang kalah cepat.

Seokjin mengahambur kepelukannya.



"Jungkookie! Maaf kan hyung. Hyung bodoh------ maafkan. Maafkan hyung.







Hyung pikir kau baik-baik saja. Hyung bod- ahhh hiks. Hyung bodoh, Jungkookie jangan seperti ini. Maaf kan hyung.











Maafkan hyung yang bodoh ini."








Dan akhirnya Seokjin merancau dan menangis sambil memeluk Jungkook.







Tangisan Seokjin terhitung cukup lama. Bahkan kalau saat ini belum berhenti mungkin Seokjin akan mengalami sesak di pernapasannya.

Tangannya telaten membersihkan luka-luka yang baru itu.

Sesekali masih ada air mata yang lolos. Tapi ditahan sekuat tenaga olehnya.



Jungkook sendiri tidak banyak menjelaskan.

"Ini bukan salah siapa-siapa hyung. Ini tidak sakit juga. Ini hanya iseng."


Seokjin sampai mengigit bibirnya, agar tidak terisak mendengar itu.







Jungkookienya tersesat. Jauh, jauh sekali telah tersesat.



"Hyung akan coba bujuk Taeby ya. Kalian perlu bicara, bagaimana? Heum?"

100 Days After Breakup | #KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang