HANIF - 1

172 19 13
                                    

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hai guys,
How are you?

Ada yang kangen ngga sama Author,
Ngga ada thor-

Sorry, late update
Gosthing sebulan, eh

Akhirnya Author masih diberi pencerahan dan niat untuk kembali meneruskan cerita gaje ini,

Jangan lupa Follow instagram author.
@Ahna_03

Vote dan coment yang banyak.

No coment and vote, No Update-
CANDA

Happy Reading.

.

.

.

HANIF - 1

______________________________________

11 tahun lalu

Butiran air yang membeku berbentuk kristal dengan warna bening turun dengan begitu lebat, semakin lama menutup segala benda dan makhluk hidup menjadi berwarna putih. Beberapa orang berlalu lalang dengan pakaian hangat dan tebal bahkan matahari masih belum menampakkan sinarnya.

Kehidupan sudah dimulai di cuaca dingin seperti ini, para anggota keluarga mulai membersihkan salju yang menutup jalan menuju rumah mereka. Anak anak berlarian dengan senyum yang merekah, mereka membawa peralatan untuk bermain ski sepagi ini. Sepertinya musim salju sudah dimulai, salju yang mereka tunggu sudah turun.

Istana putih Hagia Sophia juga terlihat sangat indah, penuh dengan salju disekitarnya . Bangunan indah di Istanbul yang penuh dengan sejarah, tak pernah kekurangan pengunjung pasti sangat menarik di pandang saat musim salju seperti ini.

Balita mungil dengan iris mata birunya tengah membuat boneka salju, membentuk bulatan berukuran sangat besar setinggi bahunya. Udara dingin dan salju yang lumayan lebat tidak membuatnya kedinginan ataupun takut. Bahkan sekarang ia masih membentuk dua bulatan salju lagi sebagai kepala boneka saljunya dan bagian perut, halaman luas yang penuh dengan rumput sekarang sudah menjadi lautan salju. Ia tak bermain sendiri, Abi nya tengah menatapnya dari jalan yang tengah ia bersihkan.

Sembari menyekop salju yang menutup jalan, ia tersenyum menatap putra kecilnya tengah bermain salju sendiri di halaman rumah. Terbalut jaket tebal dengan topi yang tak kalah hangat, balita itu begitu bersemangat memasang kepala boneka salju dengan ukuran hampir sama dengan bulatan sebelumnya. Nampaknya ia kesusahan mengangkat bulatan itu, beberapa kali ia mengangkatnya namun ia tak bisa meletakkan benda itu sebagai kepala bonekanya.

Abinya tertawa melihat putranya kesusahan, bukannya menolong ia malah diam diam memotretnya dari jauh. Ia segera meletakkan sekopnya ke pagar, berlari setelah melihat putranya menekuk wajah hendak menangis berjalan kearahnya.

"Baba."

Ujarnya memelas, terduduk memeluk bulatan es yang ia buat. Abinya berlari sembari tertawa, jangan lupakan sepatu berukuran besar yang ia gunakan untuk berlari dengan susah payah.

"Ya ampun, kau terlihat sangat lucu jika hidungmu merah seperti tomat." jawabnya memegang hidung putra kesayanganya, mengangkatnya agar berdiri dan membenarkan topi yang sedikit menutupi wajah lucunya.

"ha?" lirih Hanif, tanganya memeluk leher abinya yang memeluknya dengan tinggi yang sejajar dengannya. Wajah hanif dan tubuhnya mulai memerah, mungkin ia lelah karena membuat bola es terlalu besar.

Together You [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang