Gadis Bergamis Navy

211 19 7
                                    

TBC,
Absen dengan Vote dan Coment.
Syukron.

Terimakasih buat yang sudah spam vote dan Coment di Chapter sebelumnya, buat yang jadi pembaca silent ayo kenalan ><

Dah lah,
HAPPY READING GUYS:)

_____________________________________


Beberapa hari kemudian..

Siang ini ifah tengah duduk dikantin bersama dengan ketiga temanya. Pesanan mereka sudah disantap dan habis sedari tadi. Namun mereka masih memutuskan tetap dikantin untuk menonton pertandingan sengit duel surat Ar rahman, antara farhan dan Akmal.

Mereka berduel atas permintaan Ibu kantin karena mereka bersikeras membayar makanan yang dimakan oleh ifah dan ketiga temannya. Namun Mereka tidak ada yang mau mengalah, jadilah duel macam ini. Entah sejak kapan benih benih permusuhan muncul diantara kedua insan nan tampan itu.

Dan diantara banyaknya lautan orang dikantin, Hanya Bu Kantin dan Ifah yang menjadi juri dari duel itu. Bisa dibayangkan, bagaimana jadinya Ibu Kantin yang sudah terlihat banyak kerut di wajahnya itu mendengar suara merdu mereka berdua? Tentunya sedikit berbeda karena telinganya yang sudah mulai bermasalah.

Seluruh warga kantin, memang sudah tau jika mereka berdua suka berkelahi karena ifah. Terlebih semenjak mengetahui ifah dirawat karena perkelahian mereka. Maka dari itu, ibu kantin membuat pertandingan ini menjadi positif skalian muroja'ah.

Ifah masih menyimaknya dengan duduk di kursi panjang bersama ketiga temanya. Di meja masih ada beberapa mangkuk kotor, jangan lupakan bungkus makanan ringan, dan sisa es teh. Posisinya akmal dan Farhan duduk di kursi tengah tengah kantin yang memang hanya ada dua kursi.

"rasanya dunia makin sempit aja, Satu cewe dikejar tiga cowo."ujar salah seorang kelas 12.

"bukanya Ifah udah sama Ketos Ogep itu ya? Kok masih di pepet terus sama dua orang, kaya ngga ada cewe lain aja."dibalas oleh temannya yg lain.

"gue yang dari MTs ngejar akmal aja sampe sekarang ngga kelar kelar"bisik teman sekelas akmal yang satu geng dengan kelas 12.

"Blah, Iri Bilang Boz!"

Kapan lagi bisa mendengarkan bacaan merdu surat Ar rahman dengan live di kantin seperti sekarang. Para wanita lainya juga menyimak di bangku masing masing, tak jarang juga yang berdiri duduk melingkari akmal dan farhan.

"sekarang giliran Gue ya, kalo gue menang semua anak jurusan agama gue bayarin" balas Farhan menyambut berhentinya bacaaan akmal. Dengan melirik kearah ifah, dengan senyum tampan nya.

"masa jurusan agama doang si." ketus beberapa anak selain jurusan agama.

"hust, jangan banyak cingcong mas. Gue tau kok itu cuma buat pemanis, supaya fans lo makin tergila gila. Tapi ngga buat ifah." jawab akmal, selepas meneguk teh hangat pesanannya. Kerongkonganya sedikit kering, setelah melantunkan surat Ar Rahman secara keseluruhan.

Tanpa menghiraukan ocehan akmal, Farhan langsung membacakan hafalanya. Tanpa disengaja, Farhan lupa nada yang biasanya ia pakai. Jadilah sedikit perbedaan nada mulai tercipta, namun masih aman.

Ifah dan ketiga temanya dengan semangat menyimak bacaan Farhan. Begitu juga dengan penonton yang lain.

"wah, bacaanya seimbang sih."

"pasti bingung mau nentuin siapa yang menang, bahkan dua duanya lancar dan bacaanya Bagus banget."

Dapat disimak jika mereka berdua memang seimbang. Bahkan beberapa orang mengeluarkan opini opininya mengenai bacaan mereka.

Together You [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang