HANIF - 2

141 18 8
                                    

Piuw piuw

Siapa yang seneng dapet notif dari Author?
-Ngga ada.

Jangan lupa vote dan spam coment.

Follow instagram author
Ahna_03

Happy reading

-------

HANIF - 2

________________________________

Iris matanya yang biru nan teduh mulai mengerjap, menetralkan cahaya yang masuk perlahan. Sosok yang ia tangkap pertama adalah perempuan dengan pakaian serba putih tengah membenarkan kantong infus di sebelah kanannya. Cat serba putih dan semerbak bau obat obatan begitu tercium. Suara gagang pintu yang terbuka terdengar nyaring, diikuti suara langkah kaki menuju ruangan.

"Anak tampan sudah bangun, jangan banyak gerak. Dokter sudah datang." ujar suster itu seraya tersenyum.

Bocah berumur tujuh tahun itu tersenyum, mengerjapkan mata perlahan. Benar saja, dokter sudah datang dengan ummi dan adiknya. Dokter itu segera memeriksa keadaan Hanif, tentu saja ia bingung bagaimana bisa tiba tiba terbangun  di rumah sakit.

"Ya ampun bu, anakmu tampan sekali. Sepertinya Suamimu bukan orang korea?" Tanya dokter itu sembari memasang teleskop di telinganya, senyum manisnya juga terukir.

Lagi lagi hanif kembali tersenyum, lesung pipinya begitu terlihat bersama aura bahagia yang terpancar. Bahkan ia baru sadar beberapa detik yang lalu, tapi dua pujian sudah terlontar padanya. Umminya juga tersenyum di samping hanif, merapihkan rambutnya yang berantakan.

"Terimakasih, iya Suamiku orang turki. Kami baru saja pindah ke korea tiga tahun lalu saat aku sedang mengandung dia." jawabnya sembari menunjuk lee saat ia mengatakan dia.

Dokter segera mengecek keadaan hanif, keningnya sedikit berkerut setelah mengecek suhu badan dan menyentuh kulit pasiennya yang memerah. Ia segera melepas teleskopnya dan menatap pasiennya.

"Kau anak yang kuat, kau pasti sering mimisan, 'kan?" tanyanya pada hanif. Yang langsung dijawab dengan anggukan.

"Sebenarnya, anakku sakit apa dok?" lanjut ummi hanif dengan wajah cemas.

Tangan hanif terulur untuk memegang telapak tangan umminya yang sedang memegang surai hitamnya, menggenggam erat sembari tersenyum menenangkan. Senyumnya begitu mendamaikan siapapun yang melihat, termasuk dokter yang menanganinya.

"Kau harus kuat, setidaknya jangan kecewakan orang tuamu." batin dokter itu masih menatap manik biru yang teduh milik hanif.

"Mari bu, Kita lihat hasil laboratoriumnya."

--o0o--
3

tahun kemudian

"Kau sudah genap 10 tahun sekarang, Apa yang kau inginkan kak?" tanya lee memandang kakaknya yang tengah berdiri dengan matahari yang cetar, wajahnya sedikit merah karena panas.

"Aku ingin sehat, Obat tidak enak. Bahkan akhir akhir ini rasanya tubuhku hanya berisi obat dan darah. Hampir setiap bulan aku diberi sekantung darah oleh dokter, aku kira diriku akan menjadi vampir jika terus menerus diberi darah." jawabnya meledek dirinya sendiri sembari tertawa renyah. Lee melempar sekop kecil yang ia gunakan untuk menyekop pasir ke ember miliknya.

Together You [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang