Rooftop

412 22 0
                                    

"Assalamu'alaikum. . . . "ucap hanif saat pintu sudah terbuka. Detak jantungnya semakin cepat saat merasakan angin bertiup kencang.

Tak ada jawaban.

Dugg!

"As.. Taghfirullah hal'azim, ish dari dulu ngga tingi tingi sih ni pintu"ucap hanif mengumpat karena lagi lagi kepalanya terbentur bingkai pintu bagian atas.

"Abang?"tanya key. Ya key belum tidur.
Memperhatikan hanif yang datang tanpa diundang.

"Key?belum tidur?" tanya hanif bingung sekaligus kaget sambil memperhatikan sekeliling.

"tadi udah tidur, tapi bangun lagi"jawab key sedang bermain rubik sambil duduk di atas sofa.

"Bayangan putihnya kok hilang?"batin hanif mencari sosok tadi. Hanif melihat kesekeliling ruang ternyata kebiasaan buruk ifah, kipas anginnya menyala.

"Mba hani mana?"tanya hanif dan duduk disamping key dan mengusap kepala key dengan lembut.

"tadi lagi kebelakang"jawab key yang masih serius memainkan rubik.

"mba, buruan sakit ini tolongin"terdengar suara samar samar saat hanif berjalan kebelakang.

"lee?"batin hanif mendengar suara samar itu. Saat itu juga terdengar suara wanita menangis.

"fah, kamu kenapa? "tanya hanif saat melihat ifah sedang terduduk di dekat meja makan dengan kaki ditekuk dan kepala yang menempel di lutut. Gamis hijaunya basah sepertinya ifah yang menangis. Lalu suara tadi apa?.

" pergi kamu, aku kasihan tapi jangan minta tolong aku mas, aku ngga tega plisss"jawab ifah sambil menangis sedangkan hanif hanya kebingungan dengan perkataan ifah.

"fah, ini aku hanif"ucap hanif menenangkan ifah.

"ngga bakal hanif kesini mas, dia udah jahat ninggalin aku. Aku sebel"ujar ifah sambil menekuk kedua tangan di depan muka dan kembali menangis. "hua.. "

"Kamu kenapa?"tanya hanif sekali lagi. Pasti ifah belum sadar jika hanif yang bertanya bukan lee. Mengapa ifah menangis begitu kencang.

"udah, obatin sendiri aku ngga tega liat kamu mas"sambung ifah dan mengangkat kepalanya.

"astagfirullah fah, kamu kenapa?"tanya hanif sambil menepuk pundaknya. Sontak ifah kaget dan menoleh kearah tangan itu.

"hanif?"tanya ifah dan hanya dijawab anggukan oleh hanif.

"kenapa ngga bilang dari tadi kalau kamu kesini?"tanya ifah polos tanpa merasa bersalah. Hanya dibalas muka datar hanif tanpa masker.

"mba hani, buruan ini lukanya perih"teriak lee sangat keras.

"eh, hanif itu adik kamu kasihan tapi aku ngga tega liat lukanya. Obatin gih"ucap ifah sambil menghapus air matanya. Jujur ifah sangat malu sekarang pasti hidungnya sudah merah.

"Lee disini?"batin hanif sambil kembali berdiri.

Akhirnya hanif menuruti perintah ifah. Hanif memasuki kamar tengah dan terperangah kaget.

"Perang dimana kamu de?"tanya hanif pada lee saat melihat tubuh lee yang sudah sangat tidak enak untuk dilihat. Banyak luka luka disana. Euww

"Eh, abang? Kok pulang"saut lee kaget mendengar suara hanif. Mendengar jawabanya saja hanif merasa jika tubuh lee sangat lemah pantas saja perasaanya tidak enak.

Together You [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang