Kepergokan

416 22 0
                                    


"Jadi gitu bang, lee ngga salahkan?"

Hanif hanya tertegum sekaligus menampilkan wajah datarnya pandanganya ambyar.Air matanya berhasil lolos dari ujung matanya ke pipi mulus. Hanif langsung memeluk lee tak peduli dengan keadaan lee yang basah kuyup. Begitu juga lee. Lee sedikit menyeringai saat pelipisnya menyentuh bahu hanif.

Sakit

"lee, maafin abang yang sering ngira kamu yang ngga ngga"bisik hanif dengan masih berpelukan.

"ngga bang, lee itu nakal. Maafin lee udah bikin abang marah"pekik lee dengan sendu pilu.

"abang ngga marah, abang sayang banget sama kamu.. Kamu itu anak baik"jawab hanif.

"abang tau, ini berat buat kamu ketika dihujat tentang pacaran apalagi setelah tau konsekuensinya dari abi"sambung hanif dan segera melepas pelukan dan memegang bahu lee.

"kalo begini terus lee pengin balik ke turki atau ke korea aja bang sebel di indonesia pada nyinyir.. "ketus lee dan membersihkan eluh matanya.

"jangan dong nanti abang sama siapa?"tanya hanif yang mulai kumat.

"Kembaran abang lah.. Ahaha"sambung lee dengan cekungan pipi manisnya.

"semerdeka lu"sambung hanif dan ikut tertawa bebas.

"Abang saranin kamu ganti baju yang bener trus ngapel ke kembaran abang yah.. Malem ini abang sama key kamu disana yaa"ucap hanif sambil meninggalkan ruang menuju ruang kosong didekat dapur.

Lee hanya menatap malas abangnya.

"Lu kan tau abang ngga bisa ngrawat orang berdarah.. Auto pingsan"pekik hanif sambil duduk dikursi.

"Hm.. Iya abang ganteng"jawab lee dan segera mengambil anduk dan menuju kamar mandi.

.

.

.

"ih, pelan dong sakit han"bisik lee saat duduk bersanding dengan ifah di kasur kamar. Dengan secalik kain juga air dingin, betadine, kapas, beberapa cecer perban.

"iya lee ini udah pelan kok..  ini ngga dibawa kerumah sakit aja? Lukanya lumayan gedhe tau.. "ucap ifah sambil meniup niup luka lee juga mengelap darah yang masih mengalir hingga kini di pelipis lee.

"besok paling kering," saut lee seperti paham akan apa yang dipikirkan ifah.

"Ngga kebayang tuh sakitnya kaya apa hih"batin ifah. Entah sudah berapa gulungan perban yang dihabiskan demi tersumbatnya luka dipelipis lee. Tetap saja darahnya mengalir namun ini sudah tidak sederas tadi.

"Pasti pening banget ya.. Kok lu bisa kuat"tanya ifah membuat lee gerah dengan segera lee menatap ifah.

"Gue udah biasa kaya gini bedanya gue biasa dikarpet bukan di cor coran!"ketusnya sedikit tinggi.

"Huh.. Jangan keras keras dong bilangnya ini ikut gerak tau.. Ntar tambah sakit gimana"ucap ifah sambil menekankan kapas itu pada luka lee juga mengoleskan betadine pada lukanya lalu membalutnya dengan perban.

Together You [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang