Epilog

8 4 0
                                    

Dulu, kebahagiaan itu rasanya sulit untuk kuraih. Aku sebagai tawanan dalam keluargaku yang dituntut untuk menjadi yang terbaik selalu merasa tertekan. Jalan satu-satunya adalah dengan melukai diriku sendiri. Aku suka melihat darahku mengalir keluar. Hal itu bisa membuatku merasa nyaman.

Cinta membuatku berubah. Sosoknya yang dahulu tak pernah terpikirkan olehku untuk menjadi dambaan justru menjadi orang yang mengubah pola pikirku untuk lebih mencintai diriku sendiri.

Kini, aku adalah sosok orang yang berbeda. Sekarang aku berani untuk mencintai diriku sendiri semaksimal mungkin. Aku mengejar karir dengan penuh cinta.

Hari ini, aku sudah berdiri di tempat ini bersama dengan perempuan yang telah mencuri hatiku sejak SMA. Di hadapanku sudah banyak tamu undangan yang memandang kami takjub.
Mereka berpikir bahwa kisah cinta kami seperti sebuah sinetron yang berawal dari cinta pada pandangan pertama dan berujung di pelaminan. Namun, kenyataannya tidak. Sebab, perempuan yang dulunya adalah seorang gadis remaja yang pernah membenciku kini berubah statu menjadi istriku. Wajahnya yang ayu dan mempesona sangat memikat hatiku. Jiwanya yang mendewasa menambah ketertarikanku padanya. Rasa yang kusimpan apik ini akhirnya berujung manis.

Aku bukan hanya jatuh cinta, tapi aku juga bisa sembuh dari penyakitku yang suka melukai diri sendiri karena dukungannya. Kepergiannya sepuluh tahun lalu membuatku merasa menyesal dan akhirnya bertekad untuk berubah menjadi lebih baik. Aku sudah berjanji kepada diriku sendiri bahwa suatu hari jika aku bertemu lagi dengannya, maka dia akan melihat wujudku yang jauh lebih baik dari masa remajaku.

Sekarang, aku sudah membuktikannya. Terima kasih telah hadir dalam kehidupanku untuk dulu, hari ini, dan selamanya, Gemilangku.

END

Choice {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang