Hari ini, kelas Pak Roi dimulai. Pak Roi adalah guru mata pelajaran bahasa inggris. Dia adalah sosok guru yang humoris dan ramah yang disukai oleh semua siswa. Petir yang duduk paling depan nampak antusias dan serius mendengarkan penjelasan Pak Roi. Sementara Cahaya yang duduk di belakang Petir hanya sibuk memandangi tengkuk Petir sambil tersenyum manis. Hatinya masih melambung tinggi mendengar pujian Petir untuknya tadi pagi. Meski waktu sudah berlalu lebih dari satu jam, tapi debaran itu masih ada. Rasanya, dadanya masih membuncah sulit untuk ditenangkan. Entah sejak kapan Cahaya merasakan hal seperti itu terhadap Petir. Persahabatan mereka seolah jadi taruhan, jika memang rasa itu dia agungkan.Gemilang yang duduk di deretan bangku seberang yang bersebelahan dengan Petir hanya sibuk melirik Cahaya dan Petir secara bergantian dengan wajah masam. Dia merasa dunianya semakin pahit ketika melihat kedua anak manusia itu. Apalagi ketika dia melihat Cahaya tersenyum sendiri bagai orang kerasukan. Gemilang tidak suka melihat keduanya bahagia. Gadis itu lebih senang jika Petir dibulli dan Cahaya sebagai bidadari kesiangannya datang dan merasa sakit karena sahabat sejatinya menderita.
“Si Cahaya kenapa tuh? Kok senyum-senyum sendiri, ihh aneh deh” bisik Raya sambil bergidik ngeri.
“Kerasukan kali,” kata Gemilang dengan nada berbisik pula.
“Heh, iya kali yah, Cahaya kerasukan cinta,” cicit Raya sambil tertawa.
“Cinta apaan,” kata Gemilang sambil mengalihkan kembali wajahnya ke depan. Tepatnya kepada Pak Roi yang sibuk menjelaskan.
Gemilang adalah gadis yang cerdas, hanya saja dia terlalu cuek dengan mata pelajaran. Dia lebih peduli dengan fashion, kecantikan, dan kepopuleran. Namun, sangat mengherankan, meskipun dia cuek dan malas memperhatikan pelajaran, dia selalu mendapat nilai tinggi apalagi pada pelajaran matematika, fisika, dan kimia. Bahkan dia selalu masuk tiga besar di kelasnya. Cahaya adalah saingan beratnya dalam hal prestasi. Hal yang paling Gemilang benci dari Petir adalah laki-laki itu selalu sibuk belajar, tapi nilainya tak kunjung meningkat. Dia merasa jengkel dengan Petir yang selalu menghabiskan banyak waktu di perpustakaan, tapi laki-laki itu masih belum bisa mengalahkannya. Olehnya itu, dia selalu merendahkan dan mengejek Petir. Gemilang selalu menjuluki Petir, si kutu buku, si burek alias buru rengking, si pecundang, si gagal sejagad raya, dan masih banyak julukan lain. Namun, Petir selalu sabar menerima ejekan Gemilang. Meski hatinya selalu ingin berteriak di hadapan gadis itu bahwa sebenarnya apa yang dia jalani bukanlah pilihan hatinya, melainkan tuntutan orang tuanya. Namun, Petir tak mungkin mengatakan kepada Gemilang, bisa jadi jika Gemilang tahu, entah julukan apa lagi yang akan dia sandang dari gadis itu, mungkin gadis itu akan memanggilnya pecundang, penakut, atau mungkin hal yang lebih buruk lagi.
Mata pelajaran bahasa inggris kali ini membahas topik apologize. Pak Roi membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Mereka ditugaskan untuk bermain drama yang di dalamnya terdapat ungkapan tentang apologize.
“Petir, Cahaya, Gemilang, Rea, dan Oni, kelompok tiga,” jelas Pak Roi setelah sebelumnya menyebutkan anggota kelompok satu dan dua.
“Ish, ngapain sih aku harus sekelompok dengan dia!” sungut Gemilang kesal.
“Mungkin rezeki kamu kali, Ge sekelompok dengan dia. Selamat yah. Semoga aja kerja kelompok kalian sukses” ejek Raya sambil cekikikan.
Petir berbalik menatap Gemilang sambil tersenyum tulus. Sebenarnya dia bahagia bisa sekelompok dengan Gemilang sebab, dia bisa belajar banyak dari gadis itu yang menguasai banyak kosa kata serta grammar. Namun, senyumannya hanya di balas oleh Gemilang dengan wajah judes.
Di sisi lain, Cahaya sangat bersemangat karena bisa sekelompok dengan Petir. Lebih tepatnya, semangat berbalut cinta. Yah, bukankah hati memang selalu melambung tinggi jika kita berada di samping orang yang dicintai atau dikagumi? Meskipun Cahaya sadar bahwa kerja kelompoknya takkan semulus yang dia bayangkan sebab Gemilang ada di tengah-tengah mereka. Namun, dengan hadirnya Petir menghapus semua rasa khawatirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice {TAMAT}
Genç KurguDalam hidup, setiap orang punya pilihannya masing-masing dalam segala hal. Setiap orang berhak menentukan apa yang terbaik sebab dia yang mau menjalaninya. Ketika kita punya andil besar dalam hidup, jiwa kita akan merasa tenang. Namun, tidak dengan...