🍒 NJ 04

7.4K 592 41
                                    


Suasana kelas sudah sangat sepi saat ini, Winter masih bersembunyi dibalik meja besar milik Guru dalam kelas.

Sejak bel berbunyi, Ketiga temannya sudah mengajaknya pulang bersama, namun Winter menolak, ia tak mau keluar kelas dan bertemu dengan Jeno.

Winter mengeratkan tudung Hoodie nya. Sudah lima belas menit berlalu, suasana sekolah pun sudah sepi. Winter bangun dari persembunyiannya.

Ia menepuk sedikit bagian rok nya yang terkena debu, Winter meremas pegangan di tas punggungnya.

Winter berjalan pelan-pelan ke arah pintu kelas, menggeser pintu itu dengan perlahan. menyebulkan kepalanya dan menoleh ke arah kiri, tak ada siapapun.

Tubuhnya menegang saat ia menolehkan kepalanya ke arah kanan.

Jeno melipat kedua tangannya di dada sembari menyenderkan punggungnya di tembok.

Winter hendak menutup kembali pintu kelasnya, namun Jeno langsung menahan pintu itu dengan mudah.

"kau pasti sangat terkejut dengan kepulanganku yang mendadak" ucap Jeno didepan wajah Winter. Saat ini posisi keduanya sangat dekat.

"m-maaf sepertinya kau salah orang" Winter yang gelagapan langsung berjalan menuju pintu kelas yang berada disisi ujung satunya lagi.

Jeno tertawa pelan dan langsung menahan tangan Winter.

"kalau begitu ayo kita pulang bersama sekaligus kenalan" Jeno menarik tangan Winter dengan paksa, badan mungil Winter terseret dengan mudahnya.

"tidak, aku bisa pulang sendiri" Winter berpegangan pada pegangan tangga sembari berusaha melepaskan pegangan tangan Jeno.

Jeno kembali tertawa pelan, pandangan keduanya bertemu, sesaat Winter seperti terhipnotis dengan tatapan Jeno.

"aku akan mengantarmu" ucap Jeno dengan suara yang sangat berat hingga membuat bulu kuduk Winter meremang.

Tanpa aba-aba, Jeno langsung menggendong Winter di bahunya seperti karung beras.

"Lee Jeno! Turunkan aku!" Winter memukul punggung Jeno dengan burtal.

"kau bilang aku salah orang, tapi bagaimana bisa kau tau nama lengkapku Kim Winter" Winter terdiam menyadari kebodohannya.

"aku menyerah. Turunkan aku sekarang" Jeno menurunkan Winter dari bahunya dengan mudah saat keduanya sudah tiba diparkiran.

Winter merapikan rambutnya yang berantakan sembari berguman tidak jelas.

"jangan menggendongku seperti tadi Jeno! Sungguh memalukan"

Jeno hanya tertawa tak menanggapi perkataan Winter, ia memasangkan helm pada Winter.

"satu lagi. Jangan mencium keningku sembarangan" ucap Winter sembari menunjuk ke wajah Jeno.

Jeno menangkap telunjuk Winter yang ada dihadapannya saat ini.

"kalau begitu, aku akan mencium ini" Jeno langsung melayangkan kecupan singkat di bibir Winter.

Winter membeku selama beberapa detik, wajahnya saat ini sudah sangat merah. Ntah itu karna emosi atau karna malu.

'ciuman pertamaku!' batin Winter dalam hati, ia selalu membayangkan ciuman pertama yang romantis dibawah sinar bulan , namun bayangkan itu harus dihapuskan karna ciuman pertamanya sudah menghilang.

"Lee Jeno! Akan kubunuh kau" Winter memukul dada Jeno dengan brutal, sedangkan Jeno terus tertawa keras karna berhasil membuat Winter salah tingkah.

Jeno menahan kedua tangan Winter dan menatap Winter dengan tatapan menggoda "ciuman pertama hm?"

Winter kembali dibuat diam dengan tingkah Jeno, dengan sekuat tenaga, Winter langsung menginjak sepatu putih yang Jeno kenakan.

Jeno melepaskan pegangan tangannya pada Winter dan meringis pelan karna jempol kakinya yang terasa sedikit berdenyut, namun ia berusaha untuk tidak berekspresi apapun.

"kau menyebalkan, aku akan pulang sendiri" Winter hendak melepaskan helm nya, dengan segera Jeno menahan pergerakkan Winter.

"aku akan mengantarmu pulang, menurut atau aku akan melakukan hal lebih?"

Winter menatap sinis ke arah Jeno. Akhirnya ia mengalah dan pulang ke rumah bersama Jeno.

***

Jeno melepaskan sepatu miliknya saat sudah berada didalam rumah Winter, sang Eomma menyambut kepulangan putrinya , tak lupa Eomma Winter juga menyambut Jeno.

Winter menyeritkan keningnya "Eomma tau dia siapa?"

"tentu saja Eomma tau, dua hari yang lalu saat kau pergi ke sekolah, tiba-tiba Jeno datang, katanya ia baru tiba dari Amerika, Eomma sangat terkejut karna kepulangannya yang mendadak, lalu Jeno bilang ia ingin bersekolah di sekolah yang sama denganmu" Jelas Eomma Winter dengan senyum yang tercetak dibibir wanita paruh baya itu.

"kenapa Eomma tidak menceritakan hal itu padaku?" Winter mendudukkan dirinya di kursi meja makan.

"kejutan untukmu" sahut Jeno sembari tertawa dan ikut duduk disamping Winter.

Taeyon ikut tertawa kecil mengingat Jeno yang memohon padanya untuk tidak memberitahu Winter mengenai kepulangannya.

"Eomma pergi dulu, habiskan makanan kalian" pamit sang Eomma dengan sekotak bekal ditangannya.

"hati-hati Eomma" teriak Winter dengan pandangan yang terfokus memindahkan sayur kedalam mangkuknya.

Suara pintu tertutup, Jeno menopang dagu nya, memperhatikan Winter dari samping.

"apa?" tanya Winter melirik sedikit ke arah Jeno sembari menyuapi sayur kedalam mulutnya.

"masih sama seperti dulu, terlihat manis dan menggemaskan" guman Jeno yang bisa didengar jelas oleh Winter, ia tersenyum hingga kedua matanya menyipit.

"sinting" umpat Winter, ia mengabaikan Jeno , lebih memilih untuk memakan lauk yang ada dihadapannya.






Naughty Jeno (Jeno x Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang