🍒 NJ 17

6.7K 418 17
                                    


"Akkkk! Akhirnya selesai!" teriak Haechan sembari merentangkan kedua tangannya.

Hari ini adalah hari terakhir mereka melaksanakan Ujian akhir sekolah. Haechan terus mengucapkan rasa syukurnya setelah belajar terus menerus tanpa henti.

Winter merapikan peralatan tulisnya, ia juga merasa bersyukur sudah menyelesaikan Ujian dengan baik. Meski selanjutnya ia harus bertarung lagi untuk test masuk perguruan tinggi.

"ayo kita pergi refreshing!" ajak Haechan dengan semangat.

"ide bagus, otak ku juga rasanya sangat sakit selama kita ujian" sahut Karina.

Jaemin tertawa kecil melihat tingkah pacarnya yang menggemaskan. Murid lain sudah mulai meninggalkan keles setelah Ujian selesai.

"aku mau berlibur ke Jeju-do, bagaimana?" tanya Haechan.

"setuju, ayo kita jalan-jalan ke Jeju-do!" jawab Jaemin tak kalah semangat.

"aku juga setuju jika Jaemin setuju" sahut Karina hingga membuat Haechan mual.

"yak Winter, ajak pacarmu dan Renjun juga ya" suruh Haechan.

Winter menganggukkan kepalanya, ia pamit lebih dulu menuju kelas Jeno.

Sejak Jeno dan Winter sudah berstatus sepasang kekasih, Giselle tak lagi mendekati Jeno, bahkan gadis itu terlihat jelas menjauhi Jeno dan Winter.

Mungkin tak mau terlihat rendah merebut pacar orang lain, jadi ia lebih memilih untuk tidak berkomunikasi lagi.

Winter melihat Jeno dari luar kelasnya, kekasihnya masih berbincang dengan guru didalam kelas.

Winter menunggu Jeno didepan pintu kelas, sesekali ia mengetuk lantai menggunakan sepatunya.

Beberapa belas menit kemudian Guru itu keluar dari kelas. Winter sedikit membungkukkan badannya saat berpapasan dengan sang Guru.

Tak lama kemudian Jeno juga keluar dari kelasnya, dengan segera Winter memeluk sang kekasih.

Jeno membalas pelukan Winter dan menggoyangkan badan Winter yang berada dipelukannya.

"sedang membicarakan apa tadi? Sepertinya serius sekali"

"hanya percakapan yang membosankan" ucap Jeno dengan pelan, ia mengecup kening Winter dengan gemas.

"ayo pulang, aku lapar sekali" sambung Jeno dan menggandeng tangan Winter menuju parkiran.

***

Jeno membaringkan kepalanya di paha Winter, Lelaki itu terus fokus berkutat dengan handphone miliknya.

Winter sedikit penasaran karna sejak mereka selesai makan lalu beristirahat dikamar Winter, Jeno terus mengabaikannya, lebih memilih memainkan benda persegi itu.

"apa handphone itu lebih menarik dibanding aku yang berada dihadapanmu saat ini?"

Jeno langsung mematikan handphone nya dan tersenyum hingga memperlihatkan eyesmile nya.

"ada yang cemburu dengan benda mati" ujar Jeno, ia mencubit kecil hidung Winter.

"ck! Bukan begitu, hanya saja....."

Winter menggantung perkataannya, ia sedikit menggigit bibir bawahnya, terlihat mencari alasan.

"hanya saja?" Jeno menaikan salah satu alisnya.

"pokoknya aku tidak cemburu" ujar Winter terlihat sedikit kesal.

Jeno kembali tertawa kecil dan menangkup pipi sang pujaan hati, ia mendaratkan beberapa kecupan dibibir Winter.

"aku tidak akan mengulanginya lagi" ucap Jeno dengan lembut.

Winter berusaha menahan senyumnya dan mengangguk sekilas.

"ah iya, Haechan mengajak kita jalan-jalan ke Jeju-do, kau ikut?"

"jika kau ikut, aku ikut"

Winter mengangguk semangat, gadis itu langsung mengetik beberapa pesan untuk Haechan sambil tersenyum manis.

Jeno mendudukkan dirinya dan menarik handphone yang berada di genggaman Winter.

"wae?" tanya Winter bingung.

"jangan tersenyum manis pada benda mati, aku cemburu"

Winter tertawa geli melihat kelakuan Jeno, namun ia hanya bisa mengangguk menuruti perkataan kekasihnya.

***

"Jeno sudah membayar tiket pesawatmu dan penginapanmu" ucap Haechan dari sebrang telfon.

Winter menghembuskan nafasnya dengan kasar, padahal ia baru saja mau mentransfer uang ke Haechan saat diberitahu bahwa tiket dan penginapan sudah dipesan.

Tapi Jeno lebih cepat selangkah, Winter tak mau Jeno terus mengeluarkan uang untuknya meski itu hasil menang perlombaan Jeno.

"baiklah kalau begitu" Winter memutuskan sambungan telfon, gadis itu mencari nama Jeno pada daftar kontaknya.

Setelah menemukannya, Winter langsung menelfon Jeno.

"Jeno, sudah kubilang jangan mengeluarkan uangmu untukku. Aku bisa-"

"wajar saja jika aku mengeluarkan uangku untukmu, kau pacar ku. Jika kau terus menolak seperti ini, aku akan merasa sangat sakit" potong Jeno.

Winter hanya bisa kembali menghembuskan nafasnya dengan berat, ia sudah tak bisa berkata.

"hm...aku tidak akan menolak selanjutnya, tapi jangan membelikan barang yang tidak berguna lagi untukku" pasrah Winter sambil melihat banyak tas Guc*i dan lima pasang sepatu yang Jeno beli untuknya.

"tidak janji hahahah" balas Jeno dari sembrang telfon.

"jika kau masih membelinya untukku, aku akan sangat marah dan tidak mau menemuimu!" ketus Winter.

"iya iya, cepat tidur, aku akan menjemputmu besok pagi" ucap Jeno, sebelum mematikan sambungan telfon, Jeno memberikan kecupan manis dari sebrang telfon.





Normal kaga sih cewe nolak pemberian cowo?.

Naughty Jeno (Jeno x Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang