🍒 NJ 23

3.9K 355 17
                                    


"hapus jejak Yeri di tubuhku" Wajah Winter semakin memerah mendengar kalimat itu, bahkan telinganya terasa panas.

"c-caranya?" tanya Winter gugup.

Jeno terkekeh pelan melihat Winter yang sangat polos dan menggemaskan.

"caranya? cium aku"

Winter langsung memalingkan wajahnya, rasanya udara di sekitar sangat panas.

"a-aku mau ke bawah" Winter berdiri dari duduknya, otomatis Jeno ikut bediri.

"disini saja" titah Jeno dengan suara rendah.

Winter menelan saliva nya dengan susah payah, bulu kuduknya meremang setiap kali Jeno mengeluarkan suara rendahnya.

Jeno memeluk pinggang Winter dengan mesra, gadis itu bisa merasakan deru nafas Jeno yang menerpa wajahnya.

"tatap aku Kim Winter"

Perlahan Winter menatap Jeno, dalam hitungan detik, Jeno menyambar bibir Winter, melumat pelan bibirnya.

Jeno melingkarkan tangan Winter di lehernya tanpa melepas tautan keduanya.

Tangannya turun hingga bokong Winter, meremas bokong itu dengan gemas hingga membuat sang empunya memekik pelan.

Jeno membenturkan lidahnya di lipatan bibir Winter, menelusupkan lidahnya saat berhasil mendapat celah.

Jeno memainkan lidahnya, Winter memejamkan matanya dengan erat, ia masih tak terbiasa saat benda lunak itu menyentuh lidahnya.

Winter meremas kaos hitam yang Jeno kenakan, menepuk pelan dada bidang Jeno saat merasa nafasnya mulai menipis.

Jeno melepaskan tautannya, menyeka bibir basah Winter. Winter tertunduk menghirup nafas sebanyak mungkin.

"sudah beberapa kali, tapi masih tetap kaku" goda Jeno, Winter langsung melayangkan tatapan sinisnya.

***

"akhirnya sampaiii" Winter langsung menjatuhkan badannya di kasur.

Setelah perjalanan panjang kembali ke Seoul, Winter akhirnya bisa membaringkan tubuhnya.

Jeno menyeret koper Winter kedalam kamar, meletakkan koper itu disamping meja belajar.

"kau langsung pulang?" tanya Winter.

"tentu saja tidak" Jeno ikut membaringkan tubuhnya, Memeluk kekasihnya dari samping

"aku ngantuk" guman Jeno.

Winter menolehkan kepalanya, mendapati Jeno sudah menutup kedua mata nya.

Gadis itu terdiam hingga ia mendengar dengkuran halus Jeno. Winter tersenyum kecil melihat Jeno.

Perlahan Winter mengangkat tangan Jeno yang berada diperutnya, ia beranjak dari kasur, menyelimuti Jeno sepelan mungkin.

Winter turun ke bawah menyiapkan makanan, meski ia merasa sangat lelah. Tapi ia tetap membuat makan untuknya dan Jeno.

Winter melirik ke arah jam yang masih menunjukkan pukul 4 sore. Tangannya dengan cekatan memotong bombay dan daun bawang, ia berencana membuat iga asam manis kesukaan Jeno.

Setelah hampir satu jam berkutat di dapur, Winter selesai dengan masak-memasak.

Ia kembali ke lantai atas, membuka pintu kamarnya dengan perlahan, mendapati Jeno yabg masih tertidur pulas.

Winter membenarkan letak selimut Jeno, gadis itu memutuskan untuk mandi lebih dulu. Saat hendak mengambil baju di lemari, Winter mendengar suara notifikasi.

Winter mendekat ke sumber bunyi yang berasal dari samping bantal Jeno. Ternyata itu handphone milik Jeno.

Layar handphone itu masih menyala hingga Winter bisa melihat sebuah email yang bertuliskan 'formulir pendaftaran Standford University'.

Winter buru-buru masuk kedalam toilet, ia menyandarkan tubuhnya di balik pintu.

Jantungnya berdegup kencang mengingat notifikasi yang baru saja ia lihat.

'apa aku akan berpisah lagi dengan Jeno?' batin Winter dalam hati, ia merasa sedih kali ini. Mungkin dulu ia senang saat Jeno pergi ke Amerika.

Tapi sekarang situasi sudah berbeda, ia sangat mencintai Jeno hingga tak mau berpisah dengan Jeno.

Winter menundukkan kepalanya, menahan air mata yang akan menetes dari pelupuk mata nya. Apakah ia harus egois saat ini?.

Winter menggeleng pelan, ia tak boleh menghalangi Jeno yang akan melanjutkan pendidikkannya di luar Korea.

Padahal Jeno sudah berjanji akan masuk Universitas Seoul National bersamanya.

Tapi kini ia menemukan fakta bahwa Jeno akan masuk Universitas lain tanpa memberitahunya.












Nasi uduk

Naughty Jeno (Jeno x Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang