🍒 NJ 21

3.8K 354 20
                                    

Haechan memetik gitar sembari bernyayi bersama Renjun, keduanya duduk diatas pasir yang beralaskan tikar. Menikmati suasana malam di pantai dengan nyanyian merdu keduanya dan desiran ombak.

Winter dan Karina duduk di dalam tenda kecil yang dibangun disamping Haechan. memperhatikan kesibukan pasangan masing-masing dari dalam tenda.

Jeno dan Jaemin sibuk memanggang daging menggunakan alat panggang yang mereka sewa, malam ini adalah malam terakhir mereka di Jeju-do.

"kau akan membiarkan gadis itu terus menggoda Jeno?" tanya Karina memperhatikan Yeri.

"Jeno tak akan tergoda" jawab Winter singkat.

"hm, bahkan Jaemin saja risih dengannya, padahal bukan ia yang diganggu" ujar Karina, memperhatikan pacarnya yang terlihat sangat keren saat memanggang daging.

Beberapa hari ini Yeri terus menempel pada Jeno hingga membuat Winter harus menahan rasa emosinya.

Gadis itu selalu mengenakan pakaian ketat, memperlihatkan lekuk tubuhnya, jangan lupakan gumpalan yang hampir keluar di bagian dada nya.

Jaemin menghampiri keduanya dengan sepiring daging yang sudah matang.

"makan yang banyak" ucap Jaemin setelah menyodorkan piring itu ke tangan Karina.

"terimakasih" ucap Karina sambil tersenyum manis.

Jaemin menepuk pelan kepala kekasihnya dan ikut tersenyum kecil sebelum kembali memanggang daging.

Haechan dan Renjun langsung menghentikan nyanyian mereka, keduanya bergabung dengan Karina dan Winter ke dalam tenda.

Haechan memasukkan sepotong daging yang masih panas ke mulutnya.

"ah.. Panas! shhh..." matanya terus merem melek karna daging itu.

"wah... Yeri nuna sungguh terang-terangan menggoda Jeno" ucap Renjun tiba-tiba dengan mata yang menatap ke arah luar tenda, lebih tepatnya ke arah Jeno dan Yeri.

"apa dia tidak kedinginan menggunakan dress ketat seperti itu" sahut Haechan.

"benar, aku saja yang sudah pakai sweater masih kedinginan" balas Karina, ia sedikit bergedik saat membayangkan dirinya memakai dress ketat itu di tepi pantai.

Winter hanya diam, tak mau berkomentar sedikitpun tentang Yeri.

Yeri terus bergelayut manja di lengan Jeno, terlihat meminta Jeno menyuapinya daging. Namun Jeno sama sekali tak menggubris Yeri.

Winter terus memperhatikan keduanya hingga ia melihat Yeri yang berbisik ke telinga Jeno, kemudian wanita itu memasukkan sebuah kartu pintu hotel kedalam saku jaket Jeno.

Winter sedikit tertunduk, memainkan pasir yang ada didepan kakinya, tak ingin berpikiran buruk.

Tiba-tiba sepasang kaki berhenti di hadapan Winter, Winter langsung mengangkat kepalanya dan melihat Jeno yang tengah tersenyum sambil memegang sepiring daging ditangannya.

"kenapa tidak makan?" tanya Jeno, kini Lelaki itu sudah berjongkok dihadapan Winter.

"aku tidak lapar"

"aku lapar, biar aku saja yang makan" ucap Haechan , ia merebut piring yang berisikan daging itu dan meletakkanya ditengah.

Jeno berdecak ke arah Haechan, namun Haechan sama sekali tak menanggapi Jeno. Ia lebih memilih makan bersama Renjun.

"makan sedikit saja, kau belum makan dari tadi siang" suruh Jeno, ia menggenggam kedua tangan Winter, meniup pelan tangan kekasihnya yang terasa dingin.

"kita makan bersama saja"

"baiklah, aku akan memanggangkan daging baru untukmu" Winter mengangguk dan tersenyum kecil.

Jeno beranjak dari sana dan kembali ke tempat pemanggangan.

"kau lihat tidak wajah Yeri tadi?" bisik Karina di telinga Winter.

Winter menggelengkan kepala nya sebagai jawaban.

Karina terkekeh pelan mengingat wajah Yeri yang terlihat kesal saat Jeno mengabaikannya dan menghampiri Winter.

Bruk!!!

Semua yang ada disana langsung mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara. Yeri terjatuh pingsan diatas pasir.

"Nuna?" Jeno menepuk pelan pipi Yeri, gadis itu tak bergeming sama sekali.

"yak! Cepat bawa dia kembali ke hotel" pekik Jaemin.

Semua yang ada di tenda langsung keluar menghampiri Yeri, Jeno langsung melepas jaketnya, melilitkan jaket itu ke tubuh Yeri dan dalam satu gerakan, Yeri sudah berada digendongan Jeno.

"ada-ada saja dia pakai dress tanpa lengan, masuk angin kan jadinya" ucap Haechan sambil memasukkan sepotong daging kedalam mulutnya. Daging yang ia bawa saat keluar dari tenda.

"aku rasa sebaiknya kau menyusul Jeno" suruh Karina pada Winter.

"bukannya aku tidak mempercayai Jeno, tapi aku ragu jika wanita itu benar-benar pingsan" bisik Karina.

Winter mengangguk pelan dan berlari menyusul Jeno. Namun ia sedikit terlambat, pintu lift sudah tertutup.

Winter melihat lift itu menuju lantai 18, dengan segera Winter berpindah ke lift satunya dan menekan tombol lift berkali-kali.

Beberapa menit kemudian, pintu lift terbuka, segera Winter masuk kedalam dan menekan angka '18'.

Setibanya di lantai 18, Winter bingung ia harus kemana, karna ia sama sekali tak tau yang mana kamar Yeri.

Disatu sisi, Jeno sedikit melempar tubuh Yeri diatas kasur hingga membuat gadis itu memekik pelan.

Jeno melempar kartu kamar hotel Yeri ke atas kasur.

"berhenti berpura-pura lagi nuna" ucap Jeno dengan malas.

Yeri membuka matanya, ia langsung terduduk saat ketahuan.

"kau tau aku sedang berpura-pura? Lantas mengapa kau membawaku kemari? Tertarik dengan tawaranku tadi?" tanya Yeri, ia sedikit membaringkan tubuhnya, menyilangkan kakinya.

Sesekali ia memainkan rambutnya, terlihat sekali tatapan menggodanya itu.

Jeno tersenyum miring melihat posisi Yeri saat ini.














Pengen nasi goreng.

Naughty Jeno (Jeno x Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang