🍒 NJ 15

5.8K 499 41
                                    

"buka kan pintu sekarang" suruh suara dari sebrang telfon.

Winter berlari kecil menuju jendela kamar, ia membuka sedikit tirai dan melihat Jeno sudah berdiri didepan pagar rumahnya dengan satu tas punggung.

Jeno langsung mematikan sambungan telfon mereka, Winter keluar dari kamarnya dan berlari menuju keluar.

Tangan gadis itu membukakan gembok dan menggeser pagarnya.

"ada apa?" tanya Winter heran dengan kedatangan Jeno tiba-tiba, padahal tadi Jeno sudah kembali ke asrama nya, namun sebenarnya Winter merasa tenang dalam hati saat melihat kedatangan Jeno.

"aku sudah menelfon Ahjumma untuk menemanimu tidur malam ini, Ahjumma bilang aku boleh pakai kamar tamu"

"begitu...." Winter ingin kembali bertanya, namun Jeno sudah menjawab lebih dulu seakan tau pertanyaan Winter.

"aku tau Karina tak bisa menemanimu malam ini, cepat masuk, jangan sampai kau terkena flu"

Jeno merebut gembok yang ada ditangan Winter dan menggembok kembali pagar rumah Winter.

"mana motormu?" tanya Winter.

"di asrama, aku datang menggunakan Taxi"

Jeno langsung mengapit leher Winter dan menyeret Winter masuk kedalam rumah.

Winter memukul pelan lengan Jeno yang mengapit lehernya sembari menyeretnya masuk kedalam.

"yak! Lepas!" ujar Winter.

Jeno melepaskan apitan tangannya dan menatap mata Winter.

"siapkan kamarku, aku akan mandi lebih dulu" titah Jeno, Winter ingin memprotes, namun Jeno sudah menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Winter menghela nafasnya, ia tersenyum kecil, kini ia sudah tak sendiri dirumah.

***

Jeno mengacak rambutnya yang basah menggunakan handuk putih kecil. Ia menuju naik ke atas dan masuk kedalam kamar yang ada disamping kamar Winter.

"aku sudah memasangkan seprei baru dan selimutnya juga sudah kuganti, jika ada perlu apa lagi, kau bisa memanggilku"

Jeno mengangguk sekilas dan menaruh tas punggungnya disamping kasur.

Winter hendak berjalan keluar kamar, tangannya langsung ditahan oleh sebuah tangan kekar.

"mau kemana?"

"tentu saja ke kamarku"

"disini saja dulu"

Winter sedikit memicingkan matanya, apa ia harus tetap disini atau kembali ke kamar?.

"aku tidak akan aneh-aneh" ujar Jeno seperti tau isi pemikiran Winter.

"sungguh?"

Jeno berdehem, mengangguk sekilas sebagai jawaban.

"baiklah, aku akan mengambil novel dikamarku dulu, lalu aku akan kembali kesini" ucap Winter, Jeno melepaskan genggamannya.

Sembari menunggu Winter kembali, Jeno mengeluarkan satu buku yang bertuliskan 'Rumus Matematika' , ia memasang kacamata minus nya dan menyederkan punggungnya dengan nyaman.

Tangannya mulai membuka salah satu halaman di buku, ia mulai fokus melihat sekumpulan rumus yang tercetak dibuku itu.

Winter kembali kedalam kamar Jeno dengan sebuah novel ditangannya, ia tertegun melihat Jeno yang sangat berbeda saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winter kembali kedalam kamar Jeno dengan sebuah novel ditangannya, ia tertegun melihat Jeno yang sangat berbeda saat ini.

Seperti melihat sisi lain Jeno yang belum pernah ia lihat. Jeno yang biasanya nakal, kini terlihat sangat pendiam dan kutu buku.

"sejak kapan kau mengenakan kacamata?" tanya Winter, kini ia telah duduk disamping Jeno dengan selimut yang menutupi hingga pinggangnya.

"lima tahun yang lalu kalau tidak salah" jawab Jeno tanpa melihat ke arah Winter.

Winter hanya ber o ria, ia tak mau menganggu Jeno yang tengah fokus dengan bukunya, Winter pun mulai membaca novel yang ada ditangannya.

Kedua nya kini berlarut dengan bacaan masing-masing, tak ada satupun pembicaraan yang keluar dari mulut mereka.

***

Tiga puluh menit berlalu, Jeno menutup bukunya, meletakkan buku itu disamping meja. Kemudian ia melepas kacamatanya, melipat kembali kacamata itu dan menaruhnya diatas buku.

Jeno menekan pelan kedua matanya, ia menoleh ke arah Winter yang masih asik dengan novelnya.

"bukankah kita terlihat seperti sepasang suami istri" tanya Jeno tiba-tiba.

Winter langsung menatap ke arah Jeno saat mendengar kalimat itu.

Winter menunjukkan ekspresi yang sulit dibaca, gadis itu mengusap pelan lehernya.

"aku akan kembali ke kamar, selamat tidur" Winter menyibak selimutnya, namun Jeno langsung menghentikan pergerakkan Winter dan mengunci tubuh Winter saat ini.

"Lee Jeno, bukankah kau sudah berjanji tidak akan aneh-aneh tadi?" ujar Winter sembari menunjuk wajah Jeno.

Jeno tak menggubris perkataan Winter, Lelaki itu terus menatap gadis yang berada dikunciannya saat ini.

Beberapa detik kemudian, Jeno tersenyum miring, senyuman yang membuat siapapun merinding melihatnya.











Part selanjutnya akan lebih rated, jadi mohon hati-hati bagi yang tidak siap baca.

Naughty Jeno (Jeno x Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang