🍒 NJ 22

3.6K 370 38
                                    

Jeno tersenyum miring melihat posisi Yeri saat ini. Namun senyuman itu langsung tergantikan dengan wajah datar.

Yeri menggigit bibir bawahnya dengan seduktif , ia malah semakin tergoda melihat wajah datar Jeno.

"berhenti mengangguku Nuna, jujur saja aku tak tergoda sama sekali sejak awal. Aku sengaja membawa Nuna kesini untuk memperjelas semuanya" Jeno menatap Yeri dengan serius

"memperjelas? Tak perlu beralasan Jeno, bilang saja kau ingin menghabiskan waktu bersama ku malam ini" Yeri bangun dari baringnya, mendekati Jeno dan mengelus dada bidang Jeno perlahan.

Yeri membusungkan dadanya agar lebih menempel dengan Jeno, tiba-tiba Jeno tertawa remeh.

"aku sudah berusaha tidak menyakiti perasaan Nuna mengingat Ahjussi adalah kaki tangan Appa, tapi kali ini aku sudah tidak tahan lagi" Jeno menyingkirkan tangan Yeri dari dada nya.

"asal nuna tau, gumpalan lemak Nuna sama sekali tak menarik, sungguh menjijikan, membuatku muak" bisik Jeno di telinga Yeri dengan penuh penekanan.

Jeno kembali menegakkan tubuhnya dan tersenyum sinis. Wajah Yeri memerah saat mendengar perkataan Jeno.

"berhenti menggangguku atau aku akan mengadukan hal ini pada Ahjussi" ancam Jeno.

Jeno langsung keluar dari kamar Yeri, membanting pintu itu sekuat tenaga.

***

Winter sedikit tersentak saat mendengar suara bantingan pintu dari lorong kanan depan.

Tak butuh waktu lama, tiba-tiba Jeno muncul dari lorong itu, tatapan keduanya bertemu.

Jeno melangkahkan kakinya dengan lebar, menghampiri kekasihnya.

"kenapa kau bisa ada disini?" tanya Jeno, ia menatap Winter dengan lekat.

"aku mengikutimu tadi, tapi aku tidak tau kamar Yeri Nuna yang mana, bagaimana keadaan Yeri Nuna?" tanya Winter, gadis itu membersihkan lengan Jeno yang menyisakan butiran pasir saat menggendong Yeri.

"baik" Jeno menggenggam tangan gadisnya, menarik tangan Winter menuju lift.

Winter hanya menurut mengikuti langkah Jeno.

"tidak kembali ke bawah?" tanya Winter saat melihat Jeno menekan angka 23.

"aku mau membersihkan tubuhku dulu" sahu Jeno, ia tersenyum manis ke arah Winter.

***

Winter melihat teman-temannya dari balkon kamar, saat ini ia berada di kamar Jeno. Lelaki itu tak membiarkan Winter kembali ke bawah berkumpul bersama yang lain hingga ia selesai mandi.

Winter tertawa kecil melihat Renjun yang terjatuh saat kejar-kejaran dengan Haechan.

Sepasang tangan kekar melingkar di pinggang Winter. Membuat gadis itu sedikit terkejut dengan kehadiran kekasihnya.

"sudah selesai? Ayo turun" ajak Winter.

Jeno meletakkan dagu nya di bahu Winter, menghirup pelan aroma kekasihnya.

"aku ingin tetap berada di posisi ini sebentar saja" ucap Jeno, Winter menggangguk pelan.

Suasana hening, tak ada percakapan yang keluar dari mulut keduanya, samar-samar Winter bisa mendengar suara ombak.

"tidak ada yang ingin kau tanyakan?" tanya Jeno memecah keheningan.

"ada" balas Winter dengan cepat.

Winter membalikkan tubuhnya hingga membuat Jeno terpaksa mengangkat dagu nya.

"aku melihatnya...." cicit Winter, gadis itu sedikit tertunduk.

Jeno mengangkat dagu Winter, menatap manik mata gadisnya dengan lekat.

"lalu?"

"aku melihat Yeri Nuna memasukkan kartu pintunya ke saku jaketmu, apa ia berpura-pura tadi? Apa sesuatu terjadi saat kau menggendongnya ke kamar?" Winter melirik ke bawah, ia tak bisa menundukkan wajahnya karna Jeno masih setia menahan dagu nya.

"hm, dia mengelus dada ku saat aku membawanya ke kamar"

Winter langsung membelakkan matanya, sedikit tak suka saat mendengat Yeri melakukan hal itu pada Jeno yang notabenya adalah kekasihnya.

"kau tergoda?"

"aku hanya bisa tergoda oleh seorang Kim Winter"

"tapi dada nya lebih be-" Winter langsung menutup mulutnya menggunakan telapak tangan.

Jeno menaikkan salah satu alisnya, sedetik kemudian tawa Lelaki itu pecah.

"jangan tertawa" Winter meninju perut Jeno hingga membuat Jeno berhenti tertawa.

Lelaki itu mendekat ke arah Winter, menghapus jarak diantara keduanya. Ia sedikit membungkuk, membisikkan sesuatu.

"aku suka yang kecil, lebih pas di genggam" Winter memukul lengan Jeno sekuat tenaga, wajahnya sudah sangat merah saat ini.

Winter hendak meninggalkan Jeno, namun Lelaki itu langsung menahannya.

"mau kemana?"

"ke bawah, kau menyebalkan"

Jeno menarik tangan Winter kembali masuk kedalam. Ia menutup pintu balkon dan menyibak tirai balkon.

Winter menyeritkan keningnya saat Jeno mendudukkan nya di tepi kasur, lelaki itu berjongkok dihadapan Winter.

Jeno mengelus pelan pipi Winter, perlahan tangannya berpindah ke tengkuk Winter, menarik tengkuk gadis itu dan menyatukan bibir keduanya.

Hanya sebentar, Jeno sedikit menjauh kan kepalanya.

"hapus jejak Yeri di tubuhku".














Pengen soto.

Naughty Jeno (Jeno x Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang