"aku akan masuk, cepat pulang" usir Winter setelah memberikan helm yang sebelumnya ia gunakan pada Jeno."aku akan menunggu hingga kau masuk kedalam" ujar Jeno, masih terduduk diatas motor besarnya sambil menatap Winter.
Winter tersenyum kecil dan mengangguk pelan, ia melambaikan tangannya pada Jeno.
Ring! Ring! Ring! (anggap aja bunyi nada dering)
Winter merogoh isi tas nya dan mengeluarkan handphone miliknya yang berbunyi.
"halo Eomma..... Ah begitu... Baiklah, Eomma dan Appa kesana saja untuk memastikan keadaan Nenek...... Nde Eomma"
Winter mematikan sambungan telfon itu, ia sedikit menelan salivanya dan terlihat berpikir sebentar.
"Eomma mu?" tanya Jeno.
Winter mengangguk singkat, ia terlihat mengetik sesuatu di layarnya.
"kenapa dengan Nenek?" tanya Jeno kembali saat mendengar nama Nenek Winter disebut dipercakapan tadi.
"Nenek tiba-tiba pingsan di kamar mandi, untungnya ada bibi yang menemukan Nenek, sekarang Eomma dan Appa akan ke Daegu untuk memeriksa keadaan Nenek" jawab Winter dengan mata yang masih fokus mengetik.
Me
Bisa temani aku tidur malam ini? Aku sangat takut setelah menonton film tadi, Eomma dan Appa tidak dirumah (╥_╥).
Karina
Maaf aku tidak bisa menemani mu malam ini, aku akan pergi ke pantai dengan keluargaku dan Jaemin dua jam lagi, kami baru akan kembali besok sore.Winter menghela nafasnya, berati ia akan tidur sendiri malam. Winter mengulum bibirnya dan menjilat bibir bawahnya yang terasa kering.
"tidak masuk?" tanya Jeno yang melihat Winter masih berdiri disamping motornya.
"a-aku akan masuk, hati-hati dijalan" ujar Winter sedikit gugup.
Winter membuka kunci gembok pagarnya dan masuk kedalam, ia melambaikan kecil pada Jeno.
"pastikan semua pintumu terkunci" Jeno menyalakan mesin motor, mengenakan Helm nya dan pergi dari area perumahan Winter.
Winter terus menjilat bibir bawahnya 'jangan takut bodoh, ini rumahmu sendiri, apa yang perlu ditakutkan' monolog Winter dalam hati.
Winter memutar kunci pintu dan membuka pintu rumahnya perlahan, keadaan sangat gelap mengingat hari sudah mulai malam.
Buru-buru Winter menekan saklar lampu yang ada didekat pintu masuk. Winter mengunci kembali pintu rumahnya.
Dalan hitungan detik, ia berlari sekuat tenaga menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya.
Jantungnya berdegup kencang saat ini, ia menghirup nafas sedalam mungkin, tiba-tiba ia teringat dengan adegan tangan pucat yang keluar dari kasur.
Winter menggelengkan kepalanya dengan kencang, berusaha untuk melupakan cuplikan film tadi.
Gadis itu sedikit menggedikkan bahu nya, meski ia tidak menonton semua adegan film itu, tetap saja ia merasa ketakutan, bisa dibilang ia parno.
Kini Winter sudah berada didalam toilet yang ada dikamarnya. Ia membuka kancing seragamnya dengan was-was.
Winter menyelesaikan mandi nya dengan cepat, setelah mengenakan piyama favoritnya, Winter berlari menuju kasur dan langsung bersembunyi didalam selimut.
Nafas gadis itu sedikit memburu saat ini, Winter mengeratkan selimutnya, memejamkan matanya se erat mungkin, berharap ia bisa lelap dan Matahari sudah muncul saat ia membuka matanya.
Suasana dikamar begitu hening. Hanya terdengar suara detak jarum jam dinding.
Winter ingin mengambil handphone nya yang ada diatas meja belajar, namun ia terlalu takut untuk keluar dari dalam selimutnya.
Untuk memecah suasana sunyi saat ini, Winter menyanyikan lagu salah satu Girl Band yang booming akhir-akhir ini.
"I'm on the Next Level, Jeo neomeoye muneul yeoreo Next Lev- Aaakkk!!!" nyanyian itu langsung tergantikan dengan teriakan karna nada dering Winter yang berbunyi.
Winter mengusap pelan dadanya, jantungnya serasa akan copot dari tempatnya hanya karna bunyi nada dering dari handphone nya.
Dengan berani, Winter buru-buru turun dari kasur dan langsung mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang menelfon.
"H-halo?"
"buka kan pintu sekarang" suruh suara dari sebrang telfon.
Jujur gua kaget pas liat banyak yang baca cerita ini. Gua jadi semangat nulisnya, jangan lupa tekan bintang kalau kalian suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Jeno (Jeno x Winter)
RomanceLee Jeno (NCT Dream) x Kim Winter (Aespa) Winter merasa hidupnya damai dan tenang setelah Jeno pindah ke Amerika, tak ada lagi yang mengganggu hidupnya dan mengambil bekalnya. Hingga suatu hari, kotak yang menyegel benda pemberian Jeno terbuka. 🍒...