🍒 NJ 12

4.5K 467 24
                                    


Untuk merayakan kemenangan kemarin, Jeno mengundang Winter dan teman-temannya untuk menonton bersama di asrama Jeno.

Mereka hanya memiliki waktu 3 jam bertamu di asrama dan tentunya mereka akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Winter menatap setiap sudut kamar Jeno, tergolong kamar mewah dan fasilitas yang sangat bagus.

"ini semua koleksimu?" tanya Haechan tak percaya melihat koleksi jam tangan mahal milik Jeno.

"hm, aku membelinya saat memenangkan lomba basket di Amerika dulu" jawab Jeno , tangannya sibuk mengikat kain putih di tembok bersama Jaemin.

"berapa total hadiahnya?" tanya Haechan kembali, matanya terus menatap lekat ke koleksi jam tangan Jeno.

"5.000$" (sekitar 71jt)

Winter, Karina dan Jaemin langsung menoleh ke arah Jeno dengan tatapan kagum.

"Kemarin kau menang 2.000$ (sekitar 28jt) saja aku sudah iri sekali!" Haechan menghampiri Jeno dan meninju lengannya pelan.

"jadi kau menghasilkan banyak uang dari setiap perlombaan?" tanya Karina dan dijawab anggukan singkat oleh Jeno.

Winter dan Karina saling memandang satu sama lain, keduanya masih tak percaya dengan kepintaran dan kehebatan Jeno, ia sendiri sudah bisa menghasilkan banyak uang di usia muda.

Tok tok tok!

"sepertinya ayam yang kupesan sudah tiba" Jeno menghentikan kegiatannya hendak menuju pintu.

"biar aku saja yang buka" Winter beranjak dari duduknya dan membuka pintu kamar.

"eo! Tidak mungkin kita salah kamar kan" kata seorang lelaki diluar.

"jika kalian mencari Jeno, maka kalian tidak salah kamar" balas Winter seramah mungkin.

Jeno akhirnya keluar untuk melihat siapa yang datang.

"Jeno!" seru Giselle saat melihat sosok Jeno dibelakang Winter.

"ah kalian, ada apa?"

"yak! Kita datang kesini tentu saja untuk merayakan kemenangan kita kemarin" sahut Renjun sambil mengangkat sekantong makanan dan minuman ditangannya.

Jeno baru saja ingin menjawab, tiba-tiba satu pria paruh baya menghampiri mereka dengan tiga kotak pizza dan ayam.

"pesanan atas nama Lee Jeno"

Jeno langsung mengambil makanan dari tangan pria paruh baya itu dan memberi tip sebagai tanda terimakasih, tak lupa ia membungkukkan badannya.

"ahh! Kalian ingin merayakan berdua saja? Aigoo bisa-bisanya aku tidak menyadari situasi ini, kajja kita per-"

"apa kau keberatan jika kita bergabung?" potong Giselle.

"tidak, ayo masuk" Jeno mempersilahkan Giselle dan Renjun masuk kedalam.

Keduanya masuk kedalam dan terkejut melihat ada tiga orang lain didalam.

***

Mereka duduk didepan layar yang sudah dipasang Jeno dan Jaemin tadi, dengan bantuin proyektor mini, mereka bisa menikmati film seperti di bioskop.

Dalam sekejap saja, Haechan sudah akrab dengan Renjun, keduanya memilih duduk di dekat layar. Jaemin dan Karina duduk dibelakang kedua lelaki itu.

Jeno, Winter dan Giselle duduk diatas kasur Jeno, tentunya Jeno duduk diantara kedua gadis itu.

Jeno menyetel film horor terbaru, yaitu the conjur*ng 3, tak lupa ia mematikan lampu , menambah kesan seram.

Film itu sudah berlangsung selama beberapa belas menit, semua yang ada disana menonton dengan serius.

"Aakkkk!!!" teriak Haechan dan Renjun bersamaan saat adegan sebuah tangan keluar dari kasur dan menarik tangan anak kecil berkacamata.

Karina yang kaget pun langsung memeluk Jaemin dengan erat, Jaemin menepuk pelan rambut Karina guna menenangkan kekasihnya.

"Jeno aku takut" cicit Giselle dengan nada yang sangat manja.

"tutup mata saja jika kau takut" sahut Jeno pelan namun terkesan dingin.

Giselle sedikit berdengus dan kembali menghadap kedepan, ia memajukan satu jangkal tubuhnya, sepertinya gadis itu merasa kesal sekarang.

Winter meremas jari-jarinya, ia juga merasa takut sedari awal adegan ini dimulai. Tadinya ia mau mengatakan hal yang diucapkan Giselle.

Winter merasa lega karna bukan ia yang mengatakan hal itu dan mendengar jawaban dingin Jeno.

Mereka kembali fokus dengan film, suasana hening, hanya terdengar suara film yang diputar.

Winter menundukkan kepalanya saat melihat sebuah tangan pucat menarik kaki wanita yang berdiri diujung tebing.

Tiba-tiba Winter merasa sebuah tangan kekar memeluk pinggangnya dan mengusap kecil disana.

Winter menolehkan kepalanya sedikit, ia melihat Jeno yang masih menatap lurus ke arah layar.

Deg!

Jantung Winter berdegup kencang.

'apa jangan-jangan itu bukan tangan manusia?'. Batin Winter mengingat adegan yang baru saja ia lihat.

Tangan kekar itu kini masuk kedalam seragam sekolah Winter, mengusap pinggang Winter dengan pelan.

Winter ingin berteriak, namun ia tak mungkin menghancurkan suasana ini. Winter menggigit bibir bawahnya.

'jangan takut Winter!' Winter menguatkan dirinya, ia langsung menangkap tangan yang berada dipingganya dari luar seragam.

Jeno mengalihkan wajahnya ke arah Winter dengan tatapan penuh tanya, ternyata Winter juga menatap ke arah Jeno, seperti ingin membisikkan sesuatu.

Mulut Winter terus berkomat-kamit tanpa suara, Jeno yang heran melihat Winter langsung mendekatkan telinganya ke bibir Winter.






Tenang, malam ini up 4 bagian langsung kok.

Naughty Jeno (Jeno x Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang