🍒 NJ 05

7.3K 589 53
                                    


Winter menggeliat pelan saat merasakan sesuatu menimpa pinggangnya dari luar selimut.

"bangun tukang tidur" bisik seseorang tepat ditelinga Winter.

Dalam hitungan detik, Winter langsung membuka matanya selebar mungkin, tatapan keduanya bertemu.

"pagi" sapa Jeno dengan tangan kanan menopang kepalanya dan tangan kiri memeluk pinggang Winter.

"Aaaaa!!!" Winter langsung menyikut wajah Jeno yang sangat dekat dengan wajahnya saat ini.

Sikutan Winter mengenai tepat di area hidung Jeno hingga membuat sang empunya meringis kesakitan.

Jeno terus memegang hidungnya yang terasa nyeri dan perih, Winter langsung mendudukkan dirinya.

"kau baik-baik saja kan?" tanya Winter, ia merasa sedikit panik saat ini, tanpa Winter sadari, wajahnya ikut meringis saat melihat Jeno.

"pasti sakit sekali" jawab Winter, ia yang bertanya. Ia juga yang menjawabnya.

"apa separah itu?"

Winter sedikit memajukan badannya, berusaha untuk memegang hidung Jeno karna sedari tadi Jeno masih meringis kesakitan.

Jeno langsung menangkap tangan Winter dan secepat kilat ia melayangkan bibirnya ke bibir Winter.

"morning kiss" ucap Jeno dengan jail. Buru-buru Jeno langsung keluar dari kamar Winter sembari tertawa keras.

Winter menatap sinis ke arah Jeno yang sudah keluar dari kamarnya dengan seragam sekolah.

Sudah 2 kali bibirnya ternodai oleh Jeno, Winter menghebuskan nafasnya sebentar, berusaha mendinginkan otaknya.

***

Beberapa murid yang berjalan masuk ke area sekolah mulai heboh saat melihat Winter yang dibonceng Jeno.

Siapapun pasti iri dengan posisi Winter saat ini, duduk di motor besar milik Jeno, murid baru dengan segudang pertasi, ditambah wajah tampannya.

Jeno mematikan mesin motornya dan turun lebih dulu dengan mudah.

Winter sedikit kesusahan turun dari motor Jeno yang tinggi itu, ia menahan rok nya agar tidak terangkat saat ia hendak turun.

Tanpa aba-aba, Jeno langsung mengangkat tubuh Winter yang ringan. Semua murid yang ada diparkiran langsung heboh melihat ke gentlean laki-laki yang memiliki rahang tajam itu.

"dasar pendek" ejek Jeno lalu mengacak rambut Winter.

Winter memutar bola matanya, terlalu malas untuk meladeni Jeno, karna memang faktanya ia pendek, buktinya ia hanya sebatas bahu Jeno saja tingginya.

Winter melangkahkan kakinya lebih dulu menuju kelas, Jeno dengan mudah menyusul langkah Winter.

"istirahat nanti kita makan bersama"

"tidak"

"aku tidak menerima penolakan"

"kau jauh lebih menyebalkan sekarang jika dibanding saat kita masih kecil"

Jeno mencubit pipi Winter dengan gemas. Keduanya berpisah saat Jeno menaiki tangga selanjutnya. Karna kelas unggulan berada di lantai 4.

***

Winter mengetuk pulpennya diatas meja, entah kenapa ia menuruti Jeno akhirnya, dengan menunggu kedatangan laki-laki itu didalam kelas.

"kau sungguh tidak mau pergi bersama?" tanya Jaemin sekali lagi.

Winter menganggukkan kepalanya "kalian saja, aku sedang menunggu seseorang"

"pasti murid baru yang kemarin itu kan" goda Haechan sembari tertawa usil.

Winter hanya menghembuskan nafasnya, enggan menjawab Haechan.

Jaemin menatap Winter dengan penuh arti, Karina yang melihat tatapan Jaemin pada Winter merasa cemburu.

"kalau begitu kita pergi dulu" Karina menarik tangan Jaemin dengan paksa, disusul Haechan.

Winter menjatuhkan kepalanya diatas buku, perlahan ia memejamkan kedua matanya.

Tak lama kemudian, Winter mengangkat wajahnya saat mendengar benda yang diletakkan dimeja nya.

"ayo makan bersama" Jeno sudah terduduk di kursi yang ada didepan Winter saat ini dengan posisi terbalik.

Winter sedikit menautkan alisnya, Jeno membuka kotak makan yang ada dihadapannya. Isinya beberapa roll kimbab dan kimchi.

"aku tidak menaruh racun didalamnya" ucap Jeno tiba-tiba.

Winter sedikit berdehem, dengan ragu ia mengambil sepasang sumpit yang tersedia dikotak makan itu.

"kau sungguh tidak menaruh hal aneh didalamnya kan? Seperti wasabi mungkin?" tanya Winter dengan ragu.

"tentu saja tidak" Jeno menjitak pelan kening Winter.

"cepat makan" suruh Jeno, ia lebih dulu menyuapkan sepotong kimbab kedalam mulutnya , guna menyakinkan Winter.

Winter memasukkan sepotong kimbab dengan ragu kedalam mulutnya, pelahan ia mengunyah kimbab itu hingga matanya melebar.

"wah...." Winter sedikit terkejut karna rasa kimbab itu sangat enak, berbeda dari yang sering ia makan.

"enak bukan?" Jeno tersenyum kecil saat melihat raut wajah Winter.

Winter mengangguk sembari tersenyum , lalu ia kembali memasukkan sepotong kimbab lagi kedalam mulutnya.

"ngomong-ngomong, kau tinggal dimana sekarang? Lalu Ahjumma dan Ahjussi apakabar?" tanya Winter yang baru saja penasaran.

"aku tinggal di asrama pria sekarang. Kabar Eomma dan Appa sangat baik, mereka masih di Amerika"

Winter mengangguk paham, asrama anak unggulan pastinya berbeda dengan asrama anak kelas biasa.

"lalu kenapa kau tiba-tiba kembali ke Korea?" tanya Winter kembali.

"tentu saja aku kembali untukmu, kau pikir mudah apa untuk meyakinkan Appa dan Eomma agar aku bisa kembali kesini" Jeno mengacak pelan rambut Winter.

Mendengar jawaban itu, hati Winter terasa sedikit tersentuh dan menghangat.

Winter berusaha menyembunyikan senyumnya dan memakan kimchi yang ada di kotak makan.

"ada sawi di sela-sela gigi mu"

Baru saja beberapa detik yang lalu Winter merasa berdebar kencang, pria itu kini kembali membuat Winter kesal dan malu.





Naughty Jeno (Jeno x Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang