🍒 NJ 13

4.5K 465 33
                                    

Mulut Winter terus berkomat-kamit tanpa suara, Jeno yang heran melihat Winter langsung mendekatkan telinganya ke bibir Winter.

"ada tangan iblis di pinggangku" bisik Winter hampir tak bersuara.

Jeno memejamkan matanya sejenak, berusaha untuk tidak tertawa.

"mana? Biar ku bantu menangkap tangan iblis itu" bisik Jeno ditelinga Winter, membuat sang empunya sedikit geli.

"ada dipinggangku, cepat tangkap, tangan iblis itu kembali bergerak" bisik Winter sedikit panik saat merasakan tangan yang ada dipinggangnya mulai bergerak kembali.

"aku tidak bisa lihat" bisik Jeno tak kalah pelan, Winter terus berkomat kamit sembari menunjukk pinggangnya. Tangan yang satunya ia gunakan untuk menahan tangan kekar yang terus bergerak dipinggangnya.

Jeno sungguh merasa gemas dengan Winter saat ini, terlihat polos dan bodoh di waktu bersamaan.

"aku melihatnya didalam seragam mu" bisik Jeno lagi.

Winter mengangguk dengan tatapan memohon agar Jeno menangkap tangan itu.

"tapi aku tak bisa menangkapnya"

"kenapa?" tanya Winter penuh tanya, wajahnya terlihat sangat panik saat ini.

"karna itu tanganku" bisik Jeno didekat telinga Winter, ia menunjukkan senyum jahilnya sekarang.

Winter langsung mencubit pinggang Jeno sekuat tenaga, bisa-bisa nya ia tak sadar siapa pemilik tangan itu.

Jeno sedikit memundurkan tubuhnya saat Winter hendak kembali mencubit pinggangnya.

Winter sungguh merasa malu dan kesal saat ini, dengan kasar Winter mengeluarkan tangan Jeno dari dalam seragamnya.

Bukannya berhenti, Jeno malah meremas kecil pinggang Winter. Winter langsung membelakkan matanya pada Jeno.

Sedangkan Lelaki itu malah tersenyum manis ke arah Winter, tiba-tiba Jeno menempelkan bibirnya sekilas ke bibir Winter.

Padahal didepan mereka masih ada Haechan, Renjun, Jaemin, Karina dan Giselle yang tak jauh dari keduanya duduk.

Winter langsung menahan bibir Jeno yang hendak menyosornya lagi, gadis itu menggerakkan bibirnya tanpa suara, menyebutkan kata 'Jangan nakal Lee Jeno!'.

Bukan Jeno jika Lelaki itu akan langsung menurut. Sepanjang film Jeno terus menganggu Winter hingga Winter tak tau jelas jalan cerita film yang ditonton.

***

Haechan dan Renjun meregangkan pinggang mereka setelah film itu selesai.

Jaemin menepuk pelan pipi Karina yang berada dibahu nya, Karina tertidur sejak dipertengahan film.

"sayang, bangun , filmnya sudah selesai" bisik Jaemin masih menepuk pelan wajah kekasihnya.

Renjun menatap aneh sekaligus jijik ke arah sepasang kekasih yang duduk dibelakangnya.

"kau akan terbiasa jika terus bersama mereka" ucap Haechan sembari menepuk bahu Renjun.

Winter turun dari kasur, menuju toilet yang ada dikamar Jeno.

Jeno menatap sekilas kepergian Winter, ia mengeluarkan benda persegi dari saku celananya dan memainkan benda itu.

"Jeno , besok hari minggu, mau olahraga bersama?" tanya Giselle dengan nada yang terdengar dibuat imut.

"tidak"

"kau sibuk?"

"tidak, aku hanya ingin tidur besok" jawab Jeno tanpa melihat lawan bicaranya.

"Giselle, ayo pulang" ajak Renjun.

"tidak mau makan dulu?" tanya Haechan saat melihat Renjun sudah mengambil tas nya.

"kalian saja yang makan, aku dan Giselle masih ada les tambahan sebentar lagi"

"anak unggulan memang beda" sahut Haechan sembari mengangguk pelan.

"kau duluan saja, aku akan menyusul nanti" tolak Giselle.

"yak! Kau mau dimarahi Mrs. Irene karna terlambat?" tanya Renjun dengan mata yang membulat.

Giselle menghela nafasnya mengingat Mrs. Irene tak akan menoleransi siapapun yang telat di jam les nya. Mau itu anak Presiden atau pejabat atau anak pemilik sekolah, semua sama di mata Mrs. Irene.

"haishh!" Giselle berdengus sebentar, ia turun dari kasur dan meraih tas nya yang ada dimeja.

"kita pulang dulu Jeno" pamit Renjun.

"kabari aku jika kau mau olahraga besok" ucap Giselle sambil memasang sepatunya.

"ya" jawab Jeno seadanya.

Renjun dan Giselle sudah pergi dari kamar Jeno. Haechan mulai membuka seloyang pizza dan memasukkan 2 slice pizza sekaligus kedalam mulutnya.

Tak lama Winter keluar dari toilet, merapikan sedikit seragamnya yang berantakan.

"makan dulu, setelah ini kuantar pulang" suruh Jeno pada Winter, ia turun dari kasur dan membuka sekotak ayam yang berada disamping Haechan.

"cuci muka dulu" suruh Jaemin pada Karina, tangannya mengusap pipi sang kekasih dengan lembut.

"cih! Sialan! Ayo sayang masuk kedalam perutku" ucap Haechan pada pizza yang ada ditangannya. Lebih tepatnya mengejek Jeno dan Jaemin.

Winter tertawa geli melihat tingkah Haechan yang sangat absurd.









Kesian Haechan sendiri , ayo Haechan kita maho an aja :( , candaaaa.

Naughty Jeno (Jeno x Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang