🍒 NJ 25

7.1K 460 48
                                    

"kau sungguh akan pergi besok?" Winter menatap Jeno dengan lesu, saat ini Winter duduk di kursi meja belajar Jeno.

Sudah dua minggu ini Winter terus menempel pada Jeno, bahkan ia selalu mampir ke asrama Jeno.

Lelaki itu tengah menyusun baju-bajunya kedalam koper, ia menghentikan kegiatannya dan duduk di tepi kasur.

Jeno menepuk paha nya, mengisyaratkan Winter untuk duduk di paha nya.

Winter menggeleng , menundukkan kepalanya, ia selalu tertunduk saat Jeno akan bersikap manis padanya. Ia sungguh tak bisa merelakan Jeno yang akan kembali ke Amerika.

Jeno tertawa gemas melihat kekasihnya, sangat menggemaskan. Jeno menghampiri Winter, ia melingkarkan kedua tangan Winter di lehernya.

Dalam satu tarikan, Jeno mengangkat tubuh Winter hingga membuat gadis itu harus melingkarkan kaki nya di pinggang Jeno.

Winter memeluk leher Jeno erat, menenggelamkan wajahnya di bahu lebar kekasihnya.

"tatap aku"

Winter menggeleng lemah, ia mengepalkan kedua tangannya, berusaha menahan tangisnya.

"kita bahkan belum merayakan kelulusan bersama, tapi kau sudah mau pergi" ucap Winter dengan suara bergetar menahan tangisannya.

"maaf, harusnya aku tidak buru-buru kembali" ujar Jeno selembut mungkin.

Winter mengangkat kepalanya, matanya sudah berkaca-kaca, ia menatap mata Jeno dengan lekat.

Tanpa aba-aba, Winter menyatukan bibir keduanya, mencium bibir Jeno sepenuh hati.

Jeno terkejut dengan ciuman Winter yang sangat mendadak, Winter melumat pelan bibir Jeno.

Karna tak ada pergerakan dari Jeno, Winter melepaskan ciumannya, menatap Jeno dengan tatapan penuh arti.

"kita akan berpisah besok.... Apa ka-"

Jeno langsung menyambar bibir Winter hingga membuat ucapan gadis itu terpotong.

Jeno menghimpit tubuh Winter ke tembok, melumat bibir gadisnya dengan pelan. Ia bisa merasakan asin nya air mata Winter di sela-sela ciuman keduanya.

Jeno melepaskan ciumannya, mengusap pipi Winter yang basah karna air matanya.

"jangan menangis lagi, kau terlihat seperti anak kecil jika terus menangis"

Winter memukul bahu Jeno dengan kuat, bukankah wajar jika ia menangis.

***

@Bandara Incheon

Jeno menurunkan kopernya dari bagasi, Winter terus menggandeng tangan Jeno, tak mau melepaskannya.

"Visa dan pasport sudah lengkap?" tanya Eomma Winter saat mereka sudah berada di lobby bandara.

"sudah Ahjumma"

"hati-hati selama di perjalanan. Kabari Ahjussi jika sudah sampai disana. Titip salam untuk kedua Orangtua mu, suruh mereka kembali jika ada waktu" ucap Appa Winter.

"nde Ahjussi" balas Jeno.

"kau belum membawa semua barangmu, ayo kita kembali ke asrama untuk mebawa barang-barangmu" ajak Winter, ia terus menundukkan kepalanya.

Jeno tertawa pelan melihat Winter, sungguh terlihat seperti anak kecil.

"cepat check in, jangan sampai tertinggal pesawat" usir Appa Winter.

Naughty Jeno (Jeno x Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang