Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Giselle mengaduk-aduk teh miliknya yang sudah mulai dingin, di saat hampir tengah malam dia masih di balkon kamarnya menatap langit gelap tanpa bintang. Dia jadi banyak berpikir setelah ucapan Naresh 'Tolong Gi, berjuang untuk hubungan kita'
Kata-kata itu sebetulnya membuatnya sakit, apa sebenarnya memang hanya dia yang tidak berusaha di dalam hubungan mereka? Apa Giselle yang terlalu memikirkan dirinya sendiri tanpa merasa ia berada dalam hubungan yang serius?
Banyak pertanyaan lain yang berkecamuk dipikirannya dan pada akhirnya Giselle masih dengan jawabannya, terlalu vepat untuk mereka mengambil langkah itu. Pernikahan bagi Giselle bukan sekedar menjadi sah saja, banyak hal rumit sebelum dan sesudahnya. Kata 'jalani saja' sama sekali bukan Giselle apalagi jika menyangkut hubungan yang serius.
"Sel"
Giselle langsung menoleh kebelakang, didapatinya Juanda dengan senyum lebar dan setelan jasnya yang rapi.
"Ngapain lo malam-malam kesini, mana baju lo gitu lagi. Biasanya kaya babu" ejek Giselle
"Bisa gak ya lo sehari aja gak cari masalah" gerutu Juanda
"Soalnya lo datang aja sudah buat masalah" jawab Giselle
Juanda benar-benar harus sabar sama Giselle, kalau dia bisa bilang pada Juanda berusia 3 tahun dia akan bilang 'jangan pernah minta adek ke mama'. Agak menyesal tapi mau gimana lagi.
"Gue datang baik-baik tapi lo malah ngajak ribut" keluh Juanda
"Ada apa lo datang kesini? Kayanya kita gak ada urusan deh"
Juanda menarik kursi dihadapana Giselle, "Gue punya berita bahagia"
"Bahagia buat lo doang"
Juanda memicingkan matanya, "Seharusnya kalau gue bahagia, lo bahagia juga Sel"
"Jadi apa berita bahagianya"
"Helen. Gue sudah ketemu Helen"
"Oh ya? Dimana cewek lo?" Tanya Giselle
"Dia pergi bukan karena gue beliin dia rumah. Dia pergi buat ketemu mamanya" ucap Juanda
"Syukur deh. Walau di ghosting kaya dulu, tapi alasan kali ini gak buat lo jadi jamet galau kaya dulu" ucap Giselle
"Ngehina mulu lo Sel, gue masih kakak lo ya"
"Iyaa, maap" jawab Giselle malas, ia masih setia mengaduk teh yang bahkan tidak Giselle minum.
"Lo masih galau" tanya Juanda mengalihkan topil
"Gue? Galau kenapa juga"
"Lo pasti masih kepikiran Naresh, lo kelihatannya bodo amat tapi pasti overthiking" sahut Juanda
"Ya memang kalau lo gak diposisi gue gak mikirin apa"
"Beda Sel. Memang apa yang lo takutin sih? Perasaan kata orang-orang nikah itu enak" ucap Juanda