You are still my priority

1.7K 386 102
                                    

Langit malam yang gelap kini berubah menjadi terang saat matahari terbit menerangi dunia, cahayanya yang begitu silau menghalang penglihatan seorang gadis yang baru saja bangun dari tidurnya.

Goo Jiera, gadis itu mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya bisa melihat jelas pemandangan yang ada hadapannya saat ini. Seorang pria tampan yang tertidur disebelahnya benar-benar mampu membuat kedua sudut bibirnya tertarik keatas.

"Memang pada dasarnya aku mental yupi, diberi pemandangan begini saja rasanya aku akan pingsan." Imbuh Jiera pelan, tangannya bergerak mengelus rambut hitam Jungkook pelan. Benar-benar berhati-hati sebab tidak mau sang pria terganggu.

Bagaikan dihipnotis atas ketampanan Jungkook, Jiera jadi lupa bahwa dia dan Jungkook harus bekerja pagi ini. Gadis itu justru hendak tidur kembali jika saja alarm ponselnya tidak berbunyi.

Buru-buru Jiera bangkit dari kasur lalu berlari kekamar mandi, membersihkan diri dengan cepat dan segera mengganti pakaiannya. Begitu selesai barulah dia membangunkan Jungkook.

"Jungkook-ah, bangunlah. Apa kau tidak bekerja?" Jiera menepuk-nepuk bahu Jungkook namun sama sekali tidak digubris oleh pria itu-masih benar-benar nyenyak dalam tidurnya.

Tangan gadis itu beralih untuk menepuk-nepuk pipi Jungkook hingga pria itu mulai menggeliat karena terganggu. Jiera pikir Jungkook akan segera bangun, namun justru pria itu menarik Jiera secara tidak sengaja hingga Jiera terjatuh keatas tubuh Jungkook.

Saat itu juga Jungkook benar-benar terbangun dalam keadaan terkejut karena begitu dia membuka mata langsung dihadapkan akan sosok Jiera yang ada diatas tubuhnya.

Keduanya sama-sama terpatung ditempatnya sampai akhirnya Jiera bangkit dari tubuh Jungkook dengan gugup, dia membenarkan pakaiannya lalu meninggalkan Jungkook begitu saja.

"S-segeralah bangun, kau kan harus bekerja." Ucap Jiera sebelum menghilang dibalik pintu, meninggalkan Jungkook yang sudah duduk dikasur sembari memegangi dadanya.

"Kenapa pemandangan indah tidak bisa bertahan lama?"

***

Disebuah rumah sakit besar yang untuk kedua kalinya dia datangi, Ryang Seorin kini melangkah menuju salah satu ruangan dokter yang ada disana.

Dia sudah membuat janji temu untuk membahas perihal kehamilannya. Seorin datang sendirian tanpa suaminya, sejak bicara kemarin malam, suaminya bahkan tidak menyapanya seperti biasa pagi ini.

Seorin hanya bisa pasrah dan datang kerumah sakit sendirian untuk check up kehamilannya untuk pertama kali.

"Anda datang sendirian, Nyonya Ryang?" Tanya dokter tersebut sembari memeriksa keadaan Seorin. Sebelumnya saat memastikan kehamilan wanita itu, Seorin datang bersama Tuan Ryang. Namun kali ini tidak, dia benar-benar sendirian.

"Suamiku sedang sibuk, jadi tidak sempat mengantar." Jawab Seorin sembari tersenyum tipis. Memberi alibi untuk melindungi reputasi sang suami. "Bagaimana kehamilanku dok?"

Dokter mulai menjelaskan perihal kehamilan Seorin, memberi berbagai tips dan wejangan untuk wanita itu, tak lupa resep dokter dan lain sebagainya.

Begitu pertemuannya dengan dokter itu selesai Seorin langsung akan pulang, dia hendak menghentikan taxi namun sebuah mobil sedan hitam berhenti dihadapannya.

"Masuklah," ucap pria tersebut setelah membuka jendela mobil.

"Tidak perlu, aku akan memesan taxi saja."

Light By You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang