I'm not well

1.8K 401 45
                                    

Meluangkan waktu 1 detik untuk vote gak akan buat kamu rugi
Happy Reading Jeffection💜

***

Pukul 7 lebih 30 menit Tuan Ryang sudah sampai di kantor milik Seokjin, minum secangkir teh bersama sang pemilik perusahaan sembari menunggu kedatangan putranya.

Dia ingin merayakan kehamilan istrinya, dan Jungkook sebagai bagian keluarga tentu saja harus ikut berbahagia untuk itu. Dia akan memiliki adik.

Seokjin melirik jendela ruangannya, dilihatnya Jungkook yang sudah sampai dan langsung duduk di kubikelnya. "Paman, Jungkook sudah datang."

Tuan Jeon ikut melirik kearah jendela dan tersenyum melihat putra bungsunya. "Benar. Terimakasih atas tehnya Seokjin, aku permisi dulu."

"Baik paman."

Dengan langkahnya yang tegas dan penuh wibawa Tuan Ryang keluar dan berhenti di kubikel Jungkook, sang putra sempat terkejut namun buru-buru menetralkan ekspresinya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jungkook sinis, terkesan tidak suka dengan kehadiran Appa-nya.

"Appa merindukanmu," Tuan Jeon tersenyum, tangannya terangkat untuk mengelus kepala Jungkook namun dengan cepat ditangkis oleh putranya itu.

"Berhentilah membual dan pergi dari sini."

Jungkook duduk dikursinya dan mulai bekerja sedangkan Tuan Ryang hanya menghela napas pelan, sudah terbiasa dengan sikap putranya itu.

"Berhentilah bersikap begini pada Appa-mu, Jungkook."

Jungkook terkekeh. "Tidak akan bisa, jangan berharap."

Tuan Ryang kembali menghela napas, percuma membujuk Jungkook, dia tidak akan berhasil. "Baiklah terserahmu, Appa hanya ingin memintamu datang kerumah malam ini. Kita harus merayakan kehamilan Eomma-mu."

Tangan Jungkook yang tadinya sedang mengetik langsung berhenti, mendongak dengan tatapan tajamnya. "Kau memberiku adik disaat aku bahkan sudah pantas untuk memiliki anak? Benar-benar tidak tahu malu kau!"

"Jungkook kau-"

"Pergi kau sialan! Jangan pernah menunjukkan wajahmu lagi dihadapanku! Aku membencimu! Sangat membencimu!" Jungkook berteriak begitu kesal, tangannya terkepal begitu kuat, wajahnya juga sangat memerah.

Plakk

Satu tamparan berhasil mendarat diwajah Jungkook, kepalan tangannya tadi mendadak merenggang. Napasnya begitu memburu. Matanya yang biasa menampilkan sinar bahagia kini tampak begitu menyeramkan.

Tamparan dan Tuan Ryang benar-benar menyakitinya, namun tidak sesakit perasaannya. "Aku membencimu, Appa."

Jungkook segera pergi, melewati Tuan Ryang dan Seokjin yang hanya bisa diam memandangi punggung Jungkook.

"Paman, kau baik-baik saja?"

Tuan Ryang berbalik dan mengangguk pelan. "Aku baik."

"Kalau begitu, bisa kita bicara sebentar?"

***

Light By You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang