Baby Ryang

1.6K 267 22
                                        

Matahari yang perlahan terbenam itu menemani sepasang suami istri yang duduk berdua di pinggiran pantai seraya menikmati pemandangan indah di hadapan mereka.

Tangan sang pria mengelus perut buncit istrinya dengan lembut, bibirnya tersenyum saat merasakan reaksi dari sang  janin yang menendang dari dalam.

"Dia menendang." Jungkook tertawa hingga hidungnya berkerut, gigi kelincinya membuatnya terlihat begitu menggemaskan. "Tahu sekali kalau Daddynya sedang rindu."

Jiera ikut tersenyum, tangan wanita itu mengelus rambut halus Jungkook lembut. "Dia senang karena Daddynya mau meluangkan waktu dari pekerjaannya untuk memenuhi keinginan Baby."

Jungkook mengangguk, ia memang belakangan ini menyibukkan diri dengan pekerjaan kantor agar nanti saat persalinanmu ia bisa cuti untuk menemanimu dan Baby.

Jungkook yang tadinya duduk di sebelahmu merubah posisinya menjadi berbaring di pasir putih itu beralaskan pahamu sebagai bantal.

"Kalau pegal katakan ya sayang? Aku hanya ingin begini sebentar." Jungkook memejamkan mata menikmati angin yang menghempus pelan menerbangkan rambutnya yang sudah sedikit panjang.

"Iya," Jiera mengelus rambut Jungkook, "pemandangannya cantik ya, aku jadi tidak ingin pulang."

"Iya cantik." Balas Jungkook membuka matanya, tatapannya bertemu dengan manik Jiera. "Tapi kau jauh lebih cantik."

Jiera tersenyum malu mendengar pujian dari suaminya itu. "Nanti kalau baby sudah lahir ajak aku kemari ya? Dia pasti senang ada di sini."

Jungkook mengangguk. "Apapun untukmu dan baby."

Senyum di wajah Jiera membuatnya terlihat jauh lebih cantik. Begitulah yang belakangan ini terlihat di wajahnya, selalu ada senyuman.

Dan alasan untuk senyum itu adalah Jungkook.

Sejak awal pernikahan sampai sekarang mengandung anak dari pria itu, mereka belum pernah bertengkar serius.

Lalu saat Jiera hamil, Jungkook terlihat begitu bahagia. Dia benar-benar menjaga dan memanjakan Jiera, bahkan kerap kali meluangkan waktu dari jadwal padatnya hanya untuk memenuhi keinginan sang istri.

Sepertinya bayangan buruk saat awal pernikahan mereka sudah sirna karena perlakuan Jungkook pada Jiera. Wanita itu benar-benar di perlakukan bak puteri raja oleh sang suami.

"Koo, kalau dulu kita tidak bertemu, sekarang kita bagaimana ya?"

"Mungkin aku sudah bunuh diri." Balas Jungkook sambil tertawa. "Tapi tidak juga, kalau saat itu kita tidak bertemu. Pasti di pertemukan dengan cara lain."

"Kenapa begitu?"

"Pernah dengar kalau jodoh itu tidak akan kemana tidak? Kalau memang sudah di takdirkan bersama, ya mau bagaimanapun akan berakhir bersama, kita tidak bisa mengelak."

Jiera mengangguk, wanita itu memeluk Jungkook saat suaminya itu mendudukkan diri. "Aku menyayangimu, mencintaimu. Terimakasih telah hadir di hidupku, suamiku."

"Bukankah seharusnya aku yang mengatakan itu? Aku yang seharusnya berterimakasih karena kau telah menjadi istri yang baik selama ini." Pipi Jiera kembali bersemu kala Jungkook mengucapkan itu. "Aku yakin nanti saat baby lahir, kau akan menjadi Ibu yang sangat baik untuknya."

Kalau diizinkan meminta pada Tuhan, Jungkook hanya punya 1 permintaan yang di ajukan.

Ia hanya ingin untuk hidup bahagia bersama keluarganya sampai napas terakhirnya.

Sejak tadi Jungkook panik, pukul 3 pagi Jiera mendadak mengeluh jika perutnya terasa sakit. Awalnya Jungkook kira hanya kontraksi biasa seperti sebelum-sebelumnya.

Light By You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang