Should I Try?

2.3K 433 103
                                        

Vote dulu yuk😊

______

Sepertinya malam dan alkohol sudah menjadi takdir pertemuan antara Jungkook dan Jiera.

Seperti malam sebelumnya, kini mereka dipertemukan lagi di malam hari dan dalam keadaan mabuk.

Kali ini bukan Jungkook, melainkan Jiera yang terus melantur begitu meminum sekaleng bir yang belum pernah ia sentuh.

Katakanlah Jiera bodoh. Tadi, setelah berbincang dengan Seokjin dia segera memasuki kamar, menghidupkan ponselnya dan langsung diserbu dengan banyak pesan serta panggilan tak terjawab dari Jimin.

Jiera awalnya enggan membukanya, namun saat tau Jimin ada diapartemennya tentu saja membuatnya terkejut dan membuka pesan pria itu.

Sejujurnya Jiera kasihan karena Jimin sudah menunggu lama namun tak kunjung mendapatkan balasan pesan darinya. Pasti pria itu kesal dan pergi dari apartemennya.

Namun apa boleh buat? Setiap bertemu Jimin, Jiera selalu melemah. Suara lembut yang mengalun saat pria itu bicara selalu meruntuhkan pertahanannya, ditambah dengan senyuman manis dan usapan dikepalanya. Oh, Jiera tidak akan sanggup.

"Apa kau ingin membalas dendam padaku, Jiera-ssi?" Kekehan yang keluar dari mulut Jungkook membuat gigi kelincinya terlihat, manis sekali.

Bukannya merasa gemas, Jiera yang ada dihadapannya merasa diejek oleh gigi-gigi besar itu. Ingin sekali dia merontokkan gigi-gigi Jungkook saat tertawa.

"Aku bukan pria bodoh sepertimu yang akan memuntahkan isi perutnya- huekk." Belum sempat Jiera menyelesaikan kalimatnya, isi perutnya sudah keluar dan mengenai baju Jungkook.

Bukannya marah seperti yang Jiera lakukan, Jungkook justru terkekeh dan memijat tengkuk Jiera.

"Baiklah, tampaknya kita impas sekarang." Kekeh Jungkook setelah Jiera kembali menegakkan tubuhnya, berjalan disamping Jungkook menuju minimarket terdekat.

"Bajumu," cicit Jiera. Jungkook yang memuntahi sepatunya tidak ada apa-apanya dengan dirinya yang langsung muntah di baju Jungkook, "maaf."

Jungkook tersenyum, menyenggol bahu Jiera pelan. "Hei, apa-apaan ini? Kenapa mendadak meminta maaf? Bukan seperti gadis yang kemarin kukenal."

Bibir Jiera mencebik kesal, memperhatikan jalanan disekitarnya. "Apartemenku ada di dekat sini, ayo mampir agar kau bisa membersihkan dirimu dan berganti pakaian."

"Kau mau memberiku dress sebagai baju ganti?" Canda Jungkook.

"Tentu saja tidak!" Jiera berhenti sejenak karena merasa kepalanya begitu pusing setelah berteriak.

"Kau tidak akan pingsan disini kan?" Dengan sigap Jungkook memegangi baju Jiera agar gadis itu tidak terjatuh.

Jiera menggeleng, kembali berjalan setelah dia merasa pusingnya sedikit berkurang. Disebelahnya ada Jungkook yang masih memegangi bahunya.

"Kau bisa memakai baju Seokjin Oppa nanti, ada beberapa di apartemenku." Ucap Jiera yang membuat Jungkook mengangguk mengerti.

Mereka kini mulai memasuki gedung apartemen Jiera dan menaiki lift menuju lantai 9 dimana apartemen milik Jiera berada. Dengan setia Jungkook terus memegangi Jiera sampai akhirnya mereka berdua duduk diapartemen.

"Biar aku ambilkan air untukmu," Jungkook kembali bangkit berdiri dan mengambil segelas air untuk Jiera. Dia menyodorkannya pada gadis itu lalu kembali meraihnya setelah gelas itu kosong, "kamarmu dimana? Biar aku antar."

Light By You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang