Do you want it?

2.2K 412 78
                                    

Kamar dengan cat berwarna biru muda itu memang jarang sekali terlihat rapi karena sang pemilik yang memang begitu pemalas. Sampah bungkus makanan berserakan, buku-buku ada dimana-mana. Semua tampak tak terkendali.

Kamar siapa lagi memangnya jika bukan kamar Jiera?

Kemarin malam setelah Jungkook mengantarnya, dia tidak bisa tidur sama sekali. Ucapan Jungkook itu manis sekali, hati Jiera jadi berdebar tidak karuan karenanya. Padahal kalimatnya juga singkat.

Tapi begitulah Jiera, lemah sekali dengan pria-pria dengan ucapan manis seperti Jungkook.

"Oh God! Aku tampak seperti wanita murahan yang bersemu karena kata-kata manis kemarin." Pekik Jiera menutup wajahnya didepan cermin. "Astaga Jiera! Itu memalukan!"

"Artinya kita sudah dekat kan?" Monolog Jiera mengingat ucapan Jungkook kemarin malam. "Aaa kenapa aku menjadi gadis bermental yupi seperti ini? Ayolah Ji! Jangan luluh hanya karena itu?"

"Tapi bagaimana tidak luluh? Dia tampan sekali!"

Jiera tampak seperti pasien rumah sakit jiwa sekarang, dia berbicara dan tersenyum-senyum sendiri didepan cermin.

Ting!

Jiera yang mendengar suara ponselnya pun segera meraih ponselnya yang ada diatas nakas dan memeriksa siapa gerangan yang mengiriminya pesan pagi-pagi begini.

Unknow number
Ji, ini aku Jungkook.
Ada waktu tidak? Aku ingin mengajakmu
makan siang bersama. Kencan.

"Aaaaaa!!" Jiera memekik dengan wajah yang bersemu merah. Padahal Jungkook hanya mengiriminya pesan, tapi dia sudah seperti itu. Benar-benar mental yupi.

"Mau tidak ya?" Tanyanya sembari menatap pantulan dirinya didepan cermin. "Kencan katanya. Tapi aku terlihat jelek sekali sekarang, wajahku kusam. Nanti dia malu membawaku."

Jiera menghela napas pelan. Dia bukan tipe wanita yang suka merawat diri, mandi 1 kali sehari saja sudah syukur. Kadang dia bahkan tidak mandi berhari-hari saat mengurung diri dengan setumpuk novel dan list drama yang dia susun.

Matanya melirik kearah jam dinding berwarna merah muda dikamarnya. "Masih ada beberapa jam lagi sebelum siang. Sebaiknya aku membersihkan diri dan memakai alat-alat kecantikan yang Seokjin Oppa berikan."

***

Sungguh, Jungkook rasanya ingin tertawa saja sekarang. Tapi dia dengan sekuat tenaga menahannya agar tidak menyinggung perasaan Jiera.

Bagaimana tidak? Gadis itu memakai make up, namun terlihat berantakan sekali. Alisnya terlalu tebal, lipsticknya melewati bibir, eyelinernya luntur. Berantakan sekali pokoknya.

"Kau malu ya?" Tanya Jiera menundukkan wajahnya. Terlihat banyak pengunjung cafe yang menertawainya. Jungkook juga tampak menahan tawa. Menyebalkan sekali! Sia-sia Jiera menghabiskan waktu lama didepan cermin.

"Tidak kok, maaf." Ucap Jungkook tidak enak karena Jiera terlihat sedih. Dia membuka hoodienya dan memberikannya pada Jiera. "Pakai dulu ya, tutup wajahmu kalau kau malu. Kita pergi saja, biar aku bersihkan wajahmu."

Jiera meraih hoodie itu dan memakainya, dia menutup kepalanya dengan kupluk hoodie tersebut. Kepalanya terus menunduk agar orang-orang tidak melihat wajahnya.

Light By You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang