Kisah si aneh, unik, dan enerjik Jaemin yang jatuh cinta secara tiba-tiba pada si kakak tingkat yang dingin namun mampu menghangatkan hatinya yang kesepian.
NOMIN
JENO
JAEMIN
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
..
Bantu koreksi typo ya 💚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Denting suara perkakas yang dicuci pada air mengalir cukup mengganggu rungu, padahal jam masih menunjuk pukul empat pagi, namun salah seorang anak usia delapan belas tahun sudah memulai kehidupannya, padahal suara dengkuran sang kakak masih nyaring terdengar, pun dengan pintu kamar papa yang masih rapat dan sunyi. Hanya ia satu-satunya yang sudah memulai harinya.
Jaemin tersenyum sambil mencium aroma nasi goreng buatannya yang sudah tersaji diatas meja. Ia ambil kotak makannya guna mengambil sedikit bagianya.
"Nana berangkat!" Ia bersorak, tak cukup kencang karena takut membangunkan orang rumah, tapi setidaknya kebiasaan yang ia lakukan sejak usia kanak-kanak itu tak bisa begitu saja ia lepaskan.
Langkah kakinya terasa ringan mendorong sepeda butut dengan koran sudah memenuhi keranjang depan "Se.ma.ngat!" Kini ia bersorak riang membuat beberapa hewan kecil terlonjak karena suara nyaringnya.
"Nggak boleh ngeluh, harus semangat. Orang semangat disayang kak Jeno!" Ia mendorong pintu gerbang rumahnya yang sedikit macet karena berkarat, mungkin nanti ia akan mengadu pada mama atau bicara langsung pada kakak supaya lekas membenarkan pintu gerbang.
Bibirnya bersiul-siul entah lagu apa, namun rasanya menjadi damai kala angin pagi menerpa wajahnya dan menggoyangkan surai sehitam jelangga miliknya. Paru-parunya bak terbuka lebar kala pasokan oksigen bersih memenuhi paru-paru, menghilangkan sesak bekas asap rokok papa semalam.
"Uwaaah" Dia bersorak, lalu menuntun sepedanya menuruni jalanan. Tak lama ia senderkan sepeda pada tembok, hingga akhirnya ia berjalan ke arah kerumunan kucing-kucing jalanan.
Suara mereka bersahut-sahutan memangil, bak Jaemin adalah sosok tak asing untuk mereka "Nih... Dibagi rata ya sama saudaranya yang lain" Ia menyodorkan makanan kucing pada tempat bekas minuman botol yang memang sudah ia sediakan di sana.