28 New upload

4.6K 467 274
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


...

Maaf tadi salah publish 🙏



Bagian tak berjudul. Diantara rentetan halaman yang terbalik secara paksa dan hampir robek, Luna secara tiba-tiba menemukan alasan mengapa ia merasa dirundung pilu meski ia hidup bak ratu dan dipuja-puja. Tanganya gemetar menggenggam surat dalam genggaman sedang si pemberi surat telah lari tunggang-langgang dengan wajah penuh pilu.

Seharusnya, bukankah ia merasa senang kala apa yang halangi langkahnya menjemput cinta telah sukarela pergi menjauh? Lantas mengapa hatinya berkata berlawanan?



'Kakak, kalau kak Jeno bisa buat kakak ketawa selama kalian sama-sama, artinya dia juga mencintai kakak. Tapi kalau hati kak Luna sakit saat sama dia, itu artinya cuma kakak yang iya dan kak Jeno enggak. Jadi, apa jatuh cinta sendirian itu bisa buat kakak bahagia? Kalian itu kakakku, dan aku nggak mau kakak sedih dan sakit karena kakak jatuh cinta sama hati yang nggak siap menerima kakak jatuh' Gumamanya dengan Soobin beberapa waktu lalu menari-nari dalam otaknya.


Sejujurnya, dari semua cinta yang punya untuk Jeno, semuanya...! Jika Jeno memang bersedia dengannya bukankah itu sudah dari dulu? Ia selalu merasa tak percaya pada kenyataannya bahwa Jeno hanya menerimanya sebgai sahabat yang saling memiliki dari kecil, tak lebih, tak pula punya alasan. Bukan Jeno ataupun Jaemin yang salah kan? Bukan pula dirinya. Hanya cintanya saja yang jatuh pada hati yang tak tepat, kini Luna cukup menyadari itu.

Tangan kanannya menyibak surat yang sejujurnya bukan untuknya?



'Kak Jeno, kakak percaya aku kan? Mana mungkin aku melakukan hal yang akan mengecewakan papa yang membenciku, kakak yang mencintaiku, dan kak Je yang aku cintai?— Belum sempat satu paragraf ia selesaikan, lengan laki-laki yang tadinya melambaikan tangan sambil tersenyum sumringah padanya lekas ia cekal lengan besarnya "Cari Jaemin! Ikutin dia, perasaan gue nggak enak. Biar gue cari Jeno!" Perintahnya, buat lelaki didepannya sunggingkan senyuman tipis sebelum akhirnya ia pergi mencari keberadaan Jaemin.



Luna bawa kakinya melangkah pergi sambil terus baca rentetan tulisan tangan yang bercampur dengan tetesan darah "Soobin, gue ketempat Jeno!" Ujarnya pada suara bocah diujung line telfon.


Macarons_NM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang