Kisah si aneh, unik, dan enerjik Jaemin yang jatuh cinta secara tiba-tiba pada si kakak tingkat yang dingin namun mampu menghangatkan hatinya yang kesepian.
NOMIN
JENO
JAEMIN
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
Kalau ada typo banyu koreksi ya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Pagi menyambut dengan bisingnya suara mesin kendaraan bermotor yang menembus kabut pagi yang dingin. Motor tua berwana merah putih menerobos pagi buta bersama si karyawan tersayang, Jaemin. Ia hantarkan anak tersebut ke kampus saat masih subuh.
"Kalau motor bapak nggak kuat nanjak karena dingin, kira-kira siapa yang harusnya dorong?" Tanya Pak Raden, kala kenalpot motornya terbatuk-batuk menimbulkan suara kian bising dan asap putih.
"Hmm, sebentar biar Nana pikir dulu" Tangan berbalut kemeja kotak-kotak yang melingkar di perut buncit pak Raden itu kian erat memeluk kala melewati jalanan menanjak.
"Kalau berdasarkan berat beban yang ditanggung sih harusnya Pak Raden yang dorong. Kalau berdasarkan kemanusiaan harusnya Pak Raden juga yang dorong. Apa kata orang lihat anak kecil kurus dorong-dorong motor bersama orang gemuk diatasnya?"
"Heh kurang ajar, siapa yang ngajarin kayak begitu?!" Nadanya terdengar marah dan merajuk, namun tawa renyah milik Pak Raden tercipta.
"Apapun pilihannya selalu kamu ya yang diuntungkan dan menang ya?" Goda yg lebih tua.
"Ayolah pak, sekali-kali biar aku senang karena menang, gimana?"
"Haha, boleh boleh, lain kali kita bicarakan" Suara milik Pak Raden secara tiba-tiba pelan, kala di depan matanya terpampang gerbang kampus yang sepi.
"Udah sampai tuh. Ini kamu ngapain pagi buta ke kampus?" Ia berhentikan laju motornya di bawah pohon rindang dekat gerbang "Ada yang ketinggalan apa enggak?" Bak seorang ayah, perlakuan tersebut mengundang senyum dari bibir Jaemin.
