(B) 12

5.7K 738 136
                                    

Maaf sepertinya aku gagal menceriterakan kisah ini supaya enak dibaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf sepertinya aku gagal menceriterakan kisah ini supaya enak dibaca. Terimakasih yang setia membaca kisah ini, aku akan berusaha lebih baik lagi ❤️

Tolong bantu koreksi typo ya ❤️

Tolong bantu koreksi typo ya ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

.
.

Angin senja berhembus begitu tenang, menemani para manusia menyambut malam dengan suara guntur bersahutan. Di bawah langit temaram itu Jeno tengah duduk bersandar pada dinding menatap para mahasiswa dengan segala kesibukannya dari lantai tiga gedung sekretariat.

Segelas kopi pahit dan rokok menjadi kawan menghabiskan senja. Sosok Hyunjin dan Yeonjun sibuk bermain game online disampingnya dengan mulut tak henti-hentinya berceloteh.

"Udah gue bilang Jaemin itu barang bagus, pakai acara jual mahal!" Jeno menoleh kearah Yeonjun, bak orang tersebut cukup tahu kalau diam-diam Jeno memperhatikan Jaemin di lapangan depan, tengah sibuk memojok menatap komputer kampus.

"Kalah gue anjing!" Maki Hyunjin, tak lama ia masukkan ponsel dalam sakunya lalu ikut menatap eksistensi Jaemin "Jangan ah, kasihan kalau sama Jeno" Lanjut Hyunjin ia ikut menyalakan rokok baru dan ikut menatap Jaemin di bawah.

"Lah kenapa?" Sosok lain ikut bergabung sambil membagikan minum kaleng beralkohol pada tiga pemuda disana.

"Jaemin buat Jeno padahal udah kayak hadiah Tuhan banget, ya kan?" Ia menepuk pundak Hyunjin dan Yeonjun bergantian, coba agar dua orang tersebut sepaham dengannya.

"Dengan wajah ganteng ini —Menunjuk wajah Jeno— manusia mana yang bakal nolak Jeno?" Ronaldo, orang yang membagikan minuman itu kembali berujar "Apalagi ini dia yang dikejar-kejar. Bisa lah dinikmati Jen, gratis tanpa paksaan haha" Ronaldo terbahak-bahak yang sayangnya tak disahuti oleh kawan-kawannya.

"What? Kalian nggak setuju sama gue?" Ronaldo mengabil rokok dan segera menyalakan "Realitas bro. Kita hidup di metropolitan hal-hal semacam itu bukan lagi hal tabu. Toh ayam kampus sampai yang dijalan aja nggak malu-malu kok buat jualan. Nah ini dapat yang gratis, masa mau nolak? Apa gue coba dul—

Macarons_NM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang