10

5.9K 746 55
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..

Tolong ingatkan typo

Tolong ingatkan typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Malam gelap tanpa bintang yang berlindung dibalik awan gelap yang siap menghujani bumi, angin berhembus ribut menyibak para dedaunan yang menunduk tertidur setelah seharian diterpa matahari.

Namun disudut ruang disebuah rumah. Di ruang kecil dengan dinding keramik berwana putih gading. Seorang anak remaja tengah duduk meringkuk disana, menyeka darah yang mengalir dari mulut dan hidungnya. Dingin, teramat sangat dingin kala keran air terus menyala mengujani tubuhnya.


"Berengsek!" Papa mendekat dengan tongkat sapu ia bawa, bekas ia gunakan untuk menorehkan tanda kemerahan pada punggung anaknya.

"Jawab! Berapa banyak dan berapa kali kamu mencuri uang saya?!" Ia berkacak pinggang menatap anak yang tak punya nyali untuk sekedar membela dirinya sendiri.

"Masih untung saya biarkan kamu tinggal disini. Tapi kamu nggak tahu diri? Mengunakan fasilitas dari hasil keringatku? Keringat Yuta? Lalu dengan kurang ajarnya kamu masuk ke ruangan ku? Mengambil uang-uangku? Pencuri!" Papa berjongkok, menatap wajah lebam putranya, namun tak sedikitpun ada rasa sesal dalam hatinya. Ia kembali berdiri, menatap sang anak yang bersimpu tak berdaya dibawah kakinya.

"Jawab! Akui kesalahanmu, atau kamu mau selamanya tidur dis-

Belum jua papa selesaikan rentetan kalimat ancaman, tangan berlumur darah milik Jaemin terangkat coba meraih tangan sang papa.

"Bukan... A..aku bukan pencuri" Cicitnya dengan lirih, namun sang papa berdecak kesal, beliau beranjak berdiri lalu kembali mendorong sang putra hingga ujung ruang.



Dakk






Sendal karet yang membalut kaki papa dengan ringan menghujam perut Jaemin, tak perduli akan tangan Jaemin yang menggapai-gapai kakinya coba menghentikan tindakan sang papa.

Dakk


"Assh..." Ulu hati Jaemin terasa nyeri, sakitnya menjalar kemana-mana hingga ia tak tahu harus mengusap bagian tubuh yang mana untuk menenangkan luka.



Macarons_NM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang