29

5.6K 470 328
                                        

Baca pelan-pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baca pelan-pelan. Kita main tebak-tebakan dibawah ya 👍

 Kita main tebak-tebakan dibawah ya 👍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Jaemin POV

Jeno? Laki-laki itu secara ajaib ada didepan mataku dengan memoriku yang tercampur aduk tentangnya, segala warna dan emosi berlomba-lomba membuat bayang saling tumpang tindih tiap ku tatap wajahnya.

Ini menakutkan. Bunyi dikepalaku kian nyaring bersahut-sahutan perihal datangnya kembali sosok Jeno. Apa laki-laki itu datang karena sudah berniat mendengarkanku? Atau malah memastikanku kian hilang ditelan bumi? Seperti permintaan terakhirnya?

Aku terbangun kala tengah malam. Terbangun kala mimpi tubuhku di setubuhi kembali datang bersama wajah-wajah para pelaku yang nampak nyata dipelupuk mata. Namun... Mengapa kala sepasang mataku terbuka, laki-laki ini masih disana? Tertidur kelelahan di kursi samping ranjangku.

"J...J... Nana ta..kut" Boneka beruang menyeramkan (kata orang) kembali kudekap. Denganya semua luka dan rasa kucurahkan. Hancur dan menyeramkan? Begitulah kondisiku.

Nafasku terengah-engah. Selalu begitu, bak di dua puluh empat jam dalam sehari tak sedetikpun hak ku untuk bernafas dengan lega. Semua selalu sama, memaksaku tenggelam dalam ilusi yang kian menjatuhkan dari nyata. Entah sampai kapan akan demikian.

Aku turun dari ranjang dan berjalan kerah jendela, menatap hamparan bintang di langit yang bertaburan saling berlomba pancarkan sinar, entah aku adalah yang mana diantara benderangnya semesta. Kala masa-masa ini, selalu aku terlena pada ilusi dan ingatan malam itu,

Padang ilalang! Pada kemeja putihku yang memerah, pada celana bahan robek yang alirkan darah dari selangkangan, pada tubuh remuk redam, kupaksakan kaki tanpa lasan susuri jalanan berbatu. Kususuri malam dingin hanya agar cepat bisa mengadu pada kakak yang kini hilang dipeluk bumi. Pada malam itu, rasanya aku ingin menghilang.

Kini... Aku sendirian...

Seperti malam malam yang kulewati setelahnya. Ditengah malam yang gelap, sunyi, dan dingin aku ingin lekas menghilang, aku lelah menangis dan ketakutan setiap waktu. Aku hanya sendirian di ruang ini, namun mengapa begitu riuh di pelupuk mata, ilusi, dan ingatanku? Semua bak menatapku binatang dan mereka kian buatku tenggelam.

Macarons_NM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang