Pagi-pagi buta Kirana sudah bangun. Seperti yang dibilang Dino kemarin, mereka akan berangkat pada pukul 06.00 ke sekolah karena kakak terakhir Kirana itu harus mengerjakan *proker organisasinya.
*proker : program kerja
"Dek, udah siap kan?" Pertanyaan Dino membuat Kirana dengan sigap memakai sepatunya. "Iya udah," setelah memakai sepatu ia langsung menghampiri Dino untuk berangkat ke sekolah.
"Nih pake helm"
"Okey kak"
---
"Tumben kamu nebeng sama kakak, biasanya sama Kak Esa"
"Hah, kenapa kak?!"
"TUMBEN KAMU NEBENG SAMA KAKAK!"
Yah sebenernya aku juga gak mau dianter Kak Didin, tapi aku takut kakk, batin Kirana.
"YA EMANG GAK BOLEH?!" Jawab Kirana dengan teriakannya.
Beruntung jalanan pagi ini masih sepi, jika ramai mungkin orang-orang akan menyangka kalau Dino dan Kirana adalah sepasang remaja SMA yang sedang bertengkar karena masalah percintaan.
"KAMU JANGAN NGEGAS DONG DEK"
"KALO GAK NGEGAS KAKAK NANTI GAK DENGER"
Dino melipirkan motornya ke pinggir jalan. Bersaut-sautan seperti tadi hanya membuat tenaganya terkuras dengan sia-sia.
"Lepas helm kamu, dek"
"Kenapa sih kak kok malah minggir?"
"Cuma mau nanya kenapa kamu tiba-tiba pengen nebeng sama kakak"
"Ya emang gak boleh?"
"Bukan gitu, biasanya kan kamu selalu nolak kalo kakak mau anter"
"Ya lagi pengen aja"
TING!
Notifikasi HP di saku Kirana mengalihkan pembicaraan. Langsung saja ia mengecek smartphonenya, takut ada berita yang penting.
"Kenapa? Kok muka mu langsung begitu? Dari kemaren aneh banget, bukan kayak kiran yang kakak kenal tau gak?" dengan cepat Dino langsung mengambil HP Kirana dan memeriksanya.
"K-kak jangan"
"Kenapa gak bilang sama kakak?"
"I-itu"
"Jangan-jangan kemaren kamu juga di menfess begini?"
"Enggak aku-"
"Kita ke sekolah sekarang," dengan cepat Dino langsung menginjak gas dan melesat menuju sekolah.
"Kak Didin pelan-pelan!"
"Diem. Kakak udah bilang kan kalo ada yang gangguin kamu, langsung bilang ke kakak!"
"Aku gak mau ngerepotin kakak."
"Ngerepotin apa?! Kakak ini abang kamu, masa kakak diem aja kalo kamu digituin?!"
"Kakk aduhh jangan ngebut!"
"Biarin biar cepet nyampe"
---
Dengan tergesa-gesa Dino turun dari motor tanpa menghiraukan Kirana. Mukanya merah padam karena sebuah menfess yang ditujukan untuk adik kesayangannya itu.
"Kak!" Kirana memanggil Dino, namun orang yang dipanggil tetap berjalan acuh tak acuh.
"Kak Didin tenang dulu! Bisa aja itu cuma orang iseng," Kirana berusaha menenangkan.
"Orang iseng? Itu orang udah merusak nama baik!" Teriak Dino tepat di depan muka Kirana.
"Kalo kakak mau nyamperin dia, kakak kan juga gak tau orangnya siapa. Percuma!"
"Kakak akan cari tau orangnya Kiran. Kamu kira wakil ketua OSIS gak punya banyak kenalan hah?"
"Ih kakak jangan gunain jabatan bua-"
"Kakak harus ngerjain proker, kamu masuk ke kelas dan harus bilang ke kakak kalo ada apa-apa," Dino pun berjalan menuju ruang OSIS meninggalkan Kirana yang terdiam di parkiran.
Siap-siap Kirana, dikit lagi semua bakal kebongkar, kata Kirana dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana Punya Cerita [SVT] - Completed
Jugendliteratur• A K A N T E R B I T • Memiliki tiga belas orang kakak laki-laki, tapi... · · · Aku yang seharusnya terlahir sendiri dirundung sepi, telah dimanjakan dan diperlakukan bak permaisuri oleh kalian, saudara tak sedarah namun tetap senadi. - Kirana Liz...