03

4.7K 665 34
                                    

"Dek, piring yang kita cuci kok cuma ada 13 ya?" tanya Dino pada Kirana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dek, piring yang kita cuci kok cuma ada 13 ya?" tanya Dino pada Kirana.

"Eh iya. Berarti tadi ada 1 orang yang gak ikut sarapan dong kak?"

"Coba kamu cek meja makan dek"

Kirana berjalan menuju meja makan untuk memastikan tak ada piring kotor yang tertinggal.

"Gak ada piring kotor tuh kak, udah dicuci semua kok"

"Aneh biasanya gak ada yang absen kalo soal makan," kata Dino heran.

"Siapa ya kak yang gak ikut sarapan tadi?"

"Hmm.. Ah lupain aja dek, pusing kebanyakan kakak"

Hanya dengan sekejap mereka melupakan hal itu dan langsung masuk ke kamar masing-masing untuk kembali beristirahat di hari libur.

---

TOK! TOK! TOK!

"Masukk," kata Kirana dari dalam kamar.

"Dek, kamu liat Kak Baron?" tanya Dino kebingungan.

"Enggak kak, kenapa emangnya?"

"Ini Kak Awan tadi nelepon kakak, katanya kemaren Kak Baron udah janji mau jemput Kak Awan di kampus. Udah ditungguin 3 jam gak dateng-dateng."

"Hah? Tumben Kak Baron ngaret, biasanya gak gitu"

"Iya maka-"

BRAKKK!

"Eh?!" Dobrakan pintu yang keras membuat fokus Kirana dan Dino teralih.

"T-tadi p-pada liat Baron gak?" tanya Dika dengan napas yang memburu.

"L-loh Kak dika bukannya lagi latihan teater?" Kirana balik bertanya.

"Aduh itu gak penting, sekarang jawab kakak aja, tadi pada liat Baron gak?"

"Enggak sih kak. Tadi pagi juga kayaknya dia gak ikut sarapan, soalnya piring yang kita cuci cuma 13," jelas Dino.

"Kak Awan juga lagi nungguin Kak Baron tuh buat dijemput, katanya gak dateng-dateng," tambah Kirana yang membuat muka Dika panik.

"Mampus beneran kekunci!"

Setelah mengatakan hal itu, Dika langsung berlari ke arah gudang diikuti dengan Kirana dan Dino yang kebingungan.

CEKLEK..

Setelah membuka pintu gudang Dika masuk sambil memanggil nama Baron, adik kesayangannya itu. Rasa penasaran membuat Kirana dan Dino ikut masuk ke dalam.

"Kak Baron?!" Teriak Kirana kaget melihat Baron yang tertidur seperti orang koma.

"Huhuu, adek kesayangan kakak, Baron yuk bisa yuk bangun, maafin Kak Dika," Dika memeluk Baron sambil menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huhuu, adek kesayangan kakak, Baron yuk bisa yuk bangun, maafin Kak Dika," Dika memeluk Baron sambil menangis.

"Ini Kak Baron kekunci apa gimana sih kak? Didin bingung"

"Kekunci dari kemaren malem huhuu..."

"Hah?! Kok bisa?!" teriak Kirana dan Dino di waktu yang sama.

"Kemaren Kak Dika kan ngelewatin gudang, terus ngeliat pintu gudang kebuka. Ya udah kakak inisiatif dong buat ngunci pintu, takutnya nanti ada tikus yang keluar dari gudang"

"Terus?" tanya Dino, meminta penjelasan lebih lanjut pada Dika.

"Abis itu kakak ngedenger orang teriak-teriak pake Bahasa Inggris gitu, sambil ngegedor pintu gudang. Karena udah larut malam kakak takut banget, kakak kira itu hantu Belanda penunggu gudang ini."

"Lah kalo hantu Belanda ngomongnya Bahasa Belanda dong kak bukan Bahasa Inggris," potong Kirana.

"Ssst Kiran! Terus gimana kak?" tanya Dino yang masih meminta penjelasan.

"Ya udah kakak langsung lari ke kamar buat tidur, kakak kira beneran ada penunggunya. Ternyata adek kakak sendiri, huhuu. Ini si Baron kira-kira bisa bangun gak ya?"

Antara terlalu polos atau kurang pintar. Begitulah Vandika, walaupun sudah kuliah tetapi otak dan hatinya masih murni semurni susu nasional.

"Mmhh Hey what's wrong?"

"Huaa Baronn! Maafin Kak Dika ya?"

"Maafin? Why?"

"Kemaren kamu kekunci gara-gara Kak Dika"

"Ohh jadi kakak yang ngunciin Baron? No problem"

"Huhuu maafin kakak ya dekk"

"It's okay kak. Baron nyenyak banget tidur di sini, di gudang kan ada persediaan selimut juga," ucap Baron tanpa beban sambil menunjukkan selimut yang dia pakai sebagi alas untuk tidur.

"Lagian kamu malem-malem ngapain sih dek di gudang?" tanya Dika.

"Nyari bahan buat tugas proyek"

Dino yang melihat semua itu langsung mengalihkan tatapannya dan mengajak Kirana untuk keluar dari gudang.

"Dino, Kiran! Jangan ngomong ke siapa-siapa ya? Apalagi ke Kak Esa," Dika memohon dengan puppy eyes nya.

Yah, siapa yang tidak luluh jika ditatap begitu? Akhirnya Kirana dan Dino menggangguk dan berjalan keluar.

"Ada-ada aja ya dek," kata Dino sambil menahan tawanya.

"Hahaha bener kata Kak Didin, punya banyak kakak itu bikin pusing"

"Yakan? Kakak bilang juga apa. Oh iya dek, itu Kak Awan gimana?"

"Udahlah kak, bilang aja Kak Baron ada urusan terus lupa ngabarin. Biar Kak Awan naik ojol," Kirana memberi saran.

"Oke deh.."

Kenapa gak ada orang rumah yang nyadar kalo Kak Baron gak ada? Mungkin efek kebanyakan saudara kali ya jadinya pada lupa. Mulai sekarang gue harus bener-bener ngejaga diri, takutnya kalo gue diculik terus ngilang gak ada yang nyadar lagi, ucap Kirana dalam hati.

Kirana Punya Cerita [SVT] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang