"Muka udah, sekarang..." pelan-pelan Sasya mengarahkan liptint nya ke seragam Kirana.
"Udah stop!" teriak Kirana sambil menghentakkan tangannya hingga terlepas dari cengkraman dua teman Sasya.
"Daritadi gue udah sabar-sabar ya," Kirana melangkahkan kakinya maju membuat Sasya yang berdiri di depannya mundur teratur.
Semua mendadak syok melihat perubahan sifat Kirana, kecuali Fia yang tersenyum miring seolah-olah sudah lama menantikan hal ini terjadi.
"Mau bapak lo kepsek kek, presiden kek, emang pantes buat giniin orang hah?!" bentak Kirana pada kakak kelasnya itu.
"Lo bertiga juga ya, gue tandain muka lo satu-satu," Kirana berbalik menunjuk tiga teman Sasya yang diam terpaku.
"Kalo mau adu kekuasaaan gapapa deh gue ladenin. Siapa bapak lo tadi?! Kepsek kan? For your information, bunda gue donatur terbesar untuk sekolah ini!"
BRUK!
Seketika kaki Sasya lemas, membuatnya seakan berlutut di depan Kirana.
"Gue minta ma-"
"Basi! Emang dasarnya semua pembully tuh sama aja. Ya kayak lo gini deh, sok jago, isengin orang, kicep, nangis, abis itu minta maaf. Gue gak butuh yang kayak gitu!"
Kirana melangkahkan kaki kanannya lalu membungkuk, menyetarakan wajahnya dengan wajah Sasya.
"Gue bisa aja bales dendam sekarang, tapi kalo gue ngelakuin itu, jatohnya gue jadi sama aja kayak lo kan?"
Kirana berdiri kembali, menoleh pada Fia yang masih ditahan oleh Debi, salah satu teman Sasya.
"Lepasin temen gue," ucap Kirana sembari menatap tajam orang tersebut.
Setelah lepas dari cengkeraman Debi, Fia pun menghampiri Kirana untuk keluar dari kelas sambil mengibaskan rambutnya. "Mampus lo pada, nanti Kiran aduin ke nyokapnya."
"Ssst udah ah, Fi. Mending sekarang temenin gue ke toilet buat cuci muka."
---
Sudah kesekian kali Kirana mencuci mukanya namun noda yang disebabkan oleh liptint Sasya masih terlihat. Warna merahnya masih membekas, padahal ia sudah memakai sabun cuci muka milik Fia.
"Ahh gak ilang-ilang. Pinjem bedak deh, lo bawa gak?" tanya Kirana pada Fia dengan wajah yang masih tertutupi oleh sabun.
"Bawa, tapi bilas dulu itu muka lo biar bersih," jawab Fia.
Kirana membilas wajahnya lalu mengaplikasikan bedak yang diberikan Fia. Sempurna, bekasnya tertutupi dengan baik walau masih terlihat sedikit kemerah-merahan.
"Ran, udah lama gue gak ngeliat lo marah-marah kayak tadi. Jujur gue kaget banget ngeliat lo berani ngebentak mereka, tapi yang ngebuat gue lebih kaget adalah, nyokap lo donatur terbesar untuk sekolah ini. Kemana aja gue Kiran?! Kenapa lo gak pernah ceritain itu ke gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana Punya Cerita [SVT] - Completed
Teen Fiction• A K A N T E R B I T • Memiliki tiga belas orang kakak laki-laki, tapi... · · · Aku yang seharusnya terlahir sendiri dirundung sepi, telah dimanjakan dan diperlakukan bak permaisuri oleh kalian, saudara tak sedarah namun tetap senadi. - Kirana Liz...