[Mahesa] Antara Rasa dan Karsa - 01

3.8K 436 108
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mapan dan tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mapan dan tampan. Dua kata yang cukup untuk mendeskripsikan seorang Dirga Mahesa, si sulung yang pundaknya dipenuhi harapan dan batinnya dipenuhi tuntutan.

Adik-adiknya sering bilang kalau Esa itu galak, dikit-dikit marah. Di balik perilakunya itu mereka gak tau kalau Esa adalah anak pertama yang memiliki beragam macam pikiran dan tanggung jawab. 

Hancur.

Rapuh.

Susah.

Semua dipendam sendiri hingga tersemburkan lewat amarah. Menurutnya lebih baik mengekspresikan emosi dengan gusar daripada menangis, karena Esa sendiri tak mau terlihat lemah di mata para adik. 

Adik-adiknya juga sering bilang kalau Esa terlalu serius dan tegas. Ya memang harus seperti itu, karena tiap ia melangkah akan ada tiga belas langkah kecil yang mengikutinya dari belakang. Tak mau salah ambil jalan karena titik sempurna para adik ada pada dirinya.

Beban yang ditanggung sebagai anak pertama sangat tidak menyenangkan, rasanya semua ekspektasi baik diharapkan dari dirinya. Johan dan Jojo pun merasakan hal yang sama, namun seperti ada jarak yang membedakan tanggung jawab Esa dengan mereka berdua. 

Sedari kecil Esa dipaksa dewasa.

Sepulang sekolah ia mengelilingi kota untuk menjual pisang goreng dengan sepeda dan seragam SD yang masih menghiasi tubuhnya yang peluh. Dibantu Johan dan Jojo untuk memenuhi kebutuhan harian karena uang donasi untuk panti dikorupsi. Sampai suatu ketika panti ditutup dan seorang wanita yang kini Esa sebut bunda mengadopsi mereka.

"Esa, sini dulu sayang bunda mau bicara. Dedek bayi yang lagi bunda gendong ini namanya Kirana, adik perempuan Esa. Harus dijagain terus ya?"

Sejak saat itu, Esa menyadari bahwa tanggung jawabnya sebagai sulung baru saja dimulai.

Memiliki satu saudara saja sudah bikin pikiran penat, apalagi punya tiga belas saudara dengan bermacam-macam karakter yang berbeda. Memang sih bukan saudara kandung, tapi mereka sudah sah secara hukum menjadi anak angkat bunda yang harus saling mendukung. Bunda selalu menaruh harap pada Esa agar dapat menjadi contoh yang baik bagi saudara-saudaranya. Sampai saat ini ia merasa belum bisa memenuhi amanah itu dengan baik, masih banyak kekurangan yang harus diintrospeksi.

Kirana Punya Cerita [SVT] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang