Rasanya banyak yang telah terjadi seminggu belakangan ini. Kirana dan Awan yang berkelahi hingga membuat Esa darah tinggi, Baron yang kekunci, menfess yang menyudutkan Kirana, kakak-kakaknya yang tiba-tiba datang ke sekolah dan membuat kehebohan di sana, belum lagi trio sejoli yang tiba-tiba menjadi MC dan biduan dadakan saat pensi kemarin.
Untunglah semua sudah membaik. Tidak ada lagi berita miring atau rumor yang tidak-tidak tentang Kirana, bahkan Sasya yang sering mengganggunya dari awal masuk sekolah selalu menghindar ketika berpapasan.
Kalau boleh jujur, Kirana tidak pernah ambil pusing tentang masalah itu, terserah mereka mau beranggapan seperti apa tentang dirinya. Prinsip Kirana dari dulu tetap sama, harus bisa berdiri di atas kaki sendiri. Meskipun memiliki banyak kakak laki-laki, hal itu tidak menjadi pengecuali untuk membuatnya bersikap mandiri.
Tetapi, adik tetaplah adik, apalagi adik perempuan yang memiliki segepok abang. Manja gak manja ya tetep dimanja, dan yang terutama, pasti selalu dilindungi walaupun terkadang mereka jail setengah mati. Hingga saat ini Kirana selalu berpikir, siapa dia sampai diperlakukan bak seorang putri? Padahal sedarah saja tidak, hanya beruntung telah diadopsi sejak bayi bersamaan dengan kakaknya yang lain.
Gak bisa ngebayangin hidup tanpa mereka. Kalo bunda gak ngangkat gue jadi anak, jadinya gimana ya?
Pemikiran yang datang tiba-tiba membuat hati Kirana berkecamuk. Ah dasar, tampilan boleh remaja, tapi isi otaknya kayak emak-emak punya anak tiga terus udah jadi janda. Semua dipikirin, giliran ada PR dibiarin. Katanya sih nunggu mood bagus biar nanti nilainya juga keikut.
Masih dengan posisi yang sama seperti tadi, Kirana tidur di atas kasur menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Badannya diam, tapi otaknya tawuran. Berpikir gimana nanti kalau kuliah dan harus ngerantau, bisa gak ya jauh dari kakak-kakaknya?
Pikiran ABG seumuran Kirana memang serandom itu, tiba-tiba mikirin masa depan, punya impian jadi wanita karir kaya raya tapi kerjaan tiap hari rebahan. Mau kuliah jurusan apa juga gak tau, bingung sama passion sendiri.
Kadang Kirana iri sama kakak-kakaknya yang bisa sukses di usia muda, seperti Esa dan Johan dengan bisnisnya, Joshua dengan usaha gelangnya, Juna yang jadi atlet muda dan sering membanggakan negara, Wisnu si calon dokter, dan sisanya yang masih kuliah tapi udah bisa ngasilin uang sendiri, serta Dino yang selalu berprestasi dalam bidang akademik maupun organisasi.
Memang dari pihak keluarga tidak pernah ada tekanan sama sekali, bunda dan kakak-kakaknya tidak pernah menuntut Kirana untuk menjadi sosok yang muluk-muluk. Tiap kali diberi wejangan oleh bunda ujung-ujungnya pasti cuma bilang, hidup jangan terlalu dibawa serius, jalanin aja, biar mengalir nanti pasti ada alurnya sendiri.
Sudah setengah jam lebih Kirana merumitkan pikirannya hingga ponsel di nakasnya yang daritadi diam berdenting.
TING!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana Punya Cerita [SVT] - Completed
Teen Fiction• A K A N T E R B I T • Memiliki tiga belas orang kakak laki-laki, tapi... · · · Aku yang seharusnya terlahir sendiri dirundung sepi, telah dimanjakan dan diperlakukan bak permaisuri oleh kalian, saudara tak sedarah namun tetap senadi. - Kirana Liz...