Terdapat beberapa kata kasar yang mungkin kurang nyaman untuk dibaca. Dimohon kebijakan para pembaca, ambil yang baik saja dan buang yang buruk
Jangan dibawa ke real life ya, setiap karakter di sini benar-benar murni dari imajinasi authornya. Selamat membaca!
Bunyi alarm pagi membangunkan Kirana. Dengan cepat ia mematikan alarm tersebut dan bangun dengan mata yang masih terpejam. Rasanya tidak ada semangat untuk menghadiri pentas seni sekolahnya, padahal tahun lalu ia selalu menanti-nantikan event spesial ini.
Kirana turun dari kasur dan berjalan lunglai keluar dari kamar. Didapatinya Dino yang sudah rapi mengenakan seragam dan artibut sekolah, benar-benar menampilkan aura wakil ketua OSIS yang tertib dan disiplin.
"Dek, kakak harus berangkat lebih awal buat nyiapin acara, kamu sama Kak Esa aja ya. Katanya dia sama Kak Johan mau nonton pensi juga," kata Dino sambil berlalu dari hadapan Kirana.
"Iya," jawab Kirana singkat mengikuti Dino yang turun ke lantai bawah.
Setibanya di bawah terlihatlah Esa yang duduk di sofa dengan mengenakan jas kerja dan Johan dengan kemeja putih lemas yang dipadukan celana pendek kesukaannya.
"Kak, gue duluan. Titip Kirana ya," Dino berpesan sambil membuka pintu rumah dan berangkat menuju sekolah, meninggalkan mereka bertiga di ruang tamu."Kak Esa beneran mau pake baju itu? Pensinya outdoor loh kak, panas," Kirana meningatkan Esa yang sedang berkutat dengan layar laptopnya.
"Abis nonton pensi kakak ada meeting, jadi sekalian aja biar gak gonta-ganti baju. Ngomong-ngomong kamu mau berangkat jam berapa?" Tanya Esa mengarahkan pandangannya pada Kirana.
"Jam stengah 7 aja kak kita berangkat. Oh iya ini cuma kita bertiga kan yang pergi?"
"Kayaknya sih iya, soalnya yang lain masih pada molor," ujar Johan yang membuat Kirana membuang napas lega.
Mau dikata apa nanti kalau Kirana membawa dua belas orang pria ke sekolah? Apalagi kakak-kakaknya itu selalu berjalan beriringan mengapit Kirana di tengah layaknya seorang bodyguard.
"Syukur deh kalo gitu. Kiran siap-siap dulu ya kak," kata Kiran menuju kamar mandi.
---
Layaknya maling, Mahen mengendap-endap menuju ruang tamu diikuti dengan Dika dan Awan.
"Bang, jadi gak?" Suara Mahen yang berat namun pelan mengagetkan Johan dan Esa.
Sesuai dengan apa yang sudah direncanakan kemarin malam, mereka semua akan ikut menghadiri pensi tanpa sepengetahuan Kirana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana Punya Cerita [SVT] - Completed
Teen Fiction• A K A N T E R B I T • Memiliki tiga belas orang kakak laki-laki, tapi... · · · Aku yang seharusnya terlahir sendiri dirundung sepi, telah dimanjakan dan diperlakukan bak permaisuri oleh kalian, saudara tak sedarah namun tetap senadi. - Kirana Liz...