"Yang OSIS kumpul!" seru seorang siswa dengan seragam putih abu lengkap dibalut almamater OSIS. Di atas pin namanya tertoreh jabatan, Wakil Ketua OSIS, mengkilat ketika terkena cahaya matahari.Matanya tertuju tajam, melihat anggotanya yang lama sekali untuk disuruh berbaris tepat di bawah pohon mangga yang biasa dipakai untuk kumpul wajib OSIS.
"Din!" seru seorang perempuan yang juga beralmet, Reya namanya. Memanggil rekannya, Dino, yang sedang membariskan seluruh anggota OSIS kelas sebelas. "Proposal buat bulan bahasa di mana?"
Dino dengan almamaternya yang berkibar langsung meninggalkan semua anggota OSIS kelas sebelas yang berbaris di hadapannya. Wibawanya kuat. Sangat kuat jika dibandingkan dengan ketua OSIS nya yang pembawaannya cukup baik, seperti malaikat kalau kata para adik kelasnya dan juga anggota seangkatannya.
"Jangan besar-besar suaranya, nanti mereka denger. Tolong dijaga, dong, sikap profesionalnya, Reya."
"Iya, maaf..." jawab Reya. Siswi dengan pin nama yang tertoreh tulisan, Sekretaris Umum OSIS, di atasnya.
"Bukannya maaf, maaf. Udah berapa kali OSIS dieval sama MPK karena masalah begitu? Jangan diulangin lagi," ucap Dino dengan nada tegas.
"Iya..." Reya menjawab dengan pelan.
Dino menatap temannya itu. Wanita berponi dengan tinggi sepantaran Kirana, menjadikan Dino menganggap Reya sudah seperti adiknya yang harus dibimbing dan dibina, sama seperti para juniornya di organisasi.
"Din," panggil seorang siswa. Beralmet juga, bewarna abu seperti Dino dan Reya dengan pin nama yang bertuliskan, Ketua OSIS.
"Nah, tuh, Marlo. Dia yang megang proposalnya. Gue udah liat dan perhatiin semua rundown dan lomba-lombanya. Bagus dan tepat semua. Sie acara baru aja kasih kemaren ke gue."
"Ya udah, sekarang mana surat permintaan untuk juri? Mau gue kasih, nih, ke Bu Rima. Dia yang jadi juri buat musikalisasi puisi, kan?" tanya Reya.
"Iya, sama Pak Adri." Dino mengangguk mantap. "Udah, kan? Gue urus anak-anak lagi, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana Punya Cerita [SVT] - Completed
Teen Fiction• A K A N T E R B I T • Memiliki tiga belas orang kakak laki-laki, tapi... · · · Aku yang seharusnya terlahir sendiri dirundung sepi, telah dimanjakan dan diperlakukan bak permaisuri oleh kalian, saudara tak sedarah namun tetap senadi. - Kirana Liz...