Pikirannya bertumbuk. Buku di sisi kanannya menumpuk. Layaknya manusia yang berkutat dalam dunia kedokteran, semua diraih dengan keringat yang mengental. Rasanya ingin menyerah, tapi, ekspektasi keluarga dinanti dari dirinya."Anamnesis," kata Wisnu hampir tak terdengar.
"Udahlah, ngapain belajar terus sih? Mending pulang, rebahan!"
"Anamnesis lanjutan." Wisnu tak gentar membolak-balik halaman buku yang tengah dibacanya. "Kesadaran menurun, muntah darah, nyeri ulu hati."
"Lama lo! Ayo, pulang! Demen banget di rumah sakit terus."
Wisnu memutar pulpen yang dipegangnya. Tanpa mengguraukan suara itu, pria berkaca mata tebal yang sedang berada di dalam ruang koas mengambil buku yang lain dan membacanya dengan sangat teliti. Netranya tak lepas ketika ia membaca judul buku tersebut.
Double Me
Suatu bacaan yang menarik. Dari buku ini, rasanya Wisnu dapat dimengerti. Ia telah membaca isinya. Kompleks. Wisnu sangat mengerti apa yang dialami tokoh utama dalam buku tersebut.
"Nu, sarapan dulu, yuk?" ajak seorang wanita yang masuk tanpa mengetuk pintu ruangan. Sinta namanya. Kekasih Arjuna, saudaranya.
Wisnu mengangguk pelan dan berdiri dari kursi yang ia duduki sedari tiga jam yang lalu. Bokong pegal tak dirasakan, otak lelah pun rasanya hambar bagi Wisnu. Ia hanya ingin belajar dan belajar biar dunia per-koasan ini cepet kelar. Rasanya muak juga, sudah kuliah empat tahun, ditambah harus menjalani program profesi selama dua tahun. Padahal, Wisnu baru menjalani program ini selama setengah tahun.
"Mau kemana?! Hari ini rumah sakit sepi! Langsung pulang aja! Dokter jaganya tadi juga udah ngizinin!"
"Gak denger tadi diajakin sarapan?" Wisnu sarkas pada dirinya sendiri.
"Hah? Kita mau gabung sama yang lain?! Biasanya juga sarapan sendiri."
"Berisik."
"Pasti gara-gara Sinta ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana Punya Cerita [SVT] - Completed
Ficção Adolescente• A K A N T E R B I T • Memiliki tiga belas orang kakak laki-laki, tapi... · · · Aku yang seharusnya terlahir sendiri dirundung sepi, telah dimanjakan dan diperlakukan bak permaisuri oleh kalian, saudara tak sedarah namun tetap senadi. - Kirana Liz...