Hiduplah seperti bulu ketiak, walaupun terjepit, dia tetap mekar
Yosi menuliskan kalimat tersebut di atas secarik kertas yang seharusnya digunakan untuk menggambar formasi tari.
Selepas berlatih, keringatnya bercucuran, pikirannya berantakan. Daripada sedu sedan, mending nulis kata-kata edan.
"Yos, gimana? Udah kepikiran formasi buat nanti tampil?" tanya salah satu anggota klub tari fakultas—Alan namanya.
"Belom, nih. Lagi gak bisa mikir apa-apa."
"Terus, itu coretan apa?" Alan bertanya lagi dan mendekatkan diri pada Yosi yang sedang duduk bersandar pada kaca studio tari.
"Hiduplah seperti bulu ketiak. Walaupun terjepit, dia tetap mekar," kata Alan.
Setelah itu, Yosi dengan bangganya berkata, "Kalimat ini bener-bener ngedeskripsiin keadaan gue sekarang. Dikejar-kejar skripsi, motor butut belom diservis, harus ngebuat koreografi... Semua serba kejepit. Tapi, gue harus tetep mekarin senyuman gue."
Alan mengangguk. "Lo pasti kecapekan."
"Capek banget, Lan... Lo gak liat gue udah banjir keringet begini?" tanya Yosi sarkas.
"Maksud gue bukan cuma capek fisik, tapi, capek batin. Buktinya lo ngebuat kata-kata gak semegah kayak bulu ketek tadi."
Yosi meremas kertas yang sedari tadi dipegangnya kemudian melempar kertas ke sembarang arah lalu berkata, "Iya. Batin gue, terutama mental gue capek banget."
"Pasti susah, ya, jadi ketua klub?" Alan duduk perlahan di samping Yosi. "Apalagi klub dance yang notabenenya diisi cewek-cewek."
Yosi mengangguk. Tatapannya nanar dan sendu. "Pasti. Apalagi di sini cowok kalo ngedance langsung dikatain banci. Tulang lunaklah, apalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana Punya Cerita [SVT] - Completed
Fiksi Remaja• A K A N T E R B I T • Memiliki tiga belas orang kakak laki-laki, tapi... · · · Aku yang seharusnya terlahir sendiri dirundung sepi, telah dimanjakan dan diperlakukan bak permaisuri oleh kalian, saudara tak sedarah namun tetap senadi. - Kirana Liz...